Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Pasrahkan 100 Persen Koper Anda ke Penjaga Toilet Bandara

25 Oktober 2017   23:14 Diperbarui: 25 Oktober 2017   23:45 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koperku (dokumentasi pribadi)

Pulang dari Kompasianival 2017, sekalian bubaran simposium Penyakit Tropik Infeksi di Jakarta tanggal 22 Oktober kemarin, pesawat saya pukul 17.15 wib di Bandara Soekarno Hatta Terminal tiga 'ultimate', ada kejadian yang sangat bikin kesal, marah, tapi juga legah setelah 'check in' di sekitaran pukul 16.00, saya ke toilet pria di dekat 'counter' dan meletakan koper pakaian di dekat penjaga toilet yang dengan ramahnya berkata, "Silahkan, pak. Kopernya letakkan disini saja..."

Salahnya saya, kebiasaan kalau mau lewati alat 'scanning' di bandara, semua 'gadget' dimasukkan ke koper saja supaya praktis dan saya pun buang air kecil dengan tenang dan nyamannya. Sampai terjadilah peristiwa itu, koper saya tertukar. Koper yang di depan penjaga toilet sekilas mirip tetapi lebih usang dan ada tas kecil tempat baju kotor yang saya letakkan diatas koper itu sudah pindah tempat digantung di atas.

"Mas, ini koper saya kenapa tertukar?"Tanya saya pada si penjaga toilet pria.

"Oh, begitu ya, pak. Coba bapak bawa saja koper ini, kejar saja orangnya disana, pak.....Dia baru saja pergi..."Si penjaga toilet menunjuk ke arah pintu masuk 'scanning' kedua. Saya pun menuju yang ditunjuk dan setiap orang yang kopernya mirip saya permisi satu persatu menanyain apa baru ke toilet dan tasnya apakah sama dengan punya saya dan 3 orang ternyata tidak cocok.

"Pak, tolong informasikan, dong. Tas saya tertukar....."Mohon saya ke petugas bandara yang bajunya biru dan dengan sigap menelepon ke bagian informasi.

"Takutnya Pak, memang itu orang sengaja menukar, tetapi kalau petugas toiletnya yang kerja sama, saya rasa tidak, petugas disini jujur semua, kok..."Kata si mas petugas dengan senyum simpatiknya, namun saya tetap gugup karena waktu menunjukkan pukul 1630 dan sebentar lagi saya 'boarding'.

Beliau menginformasikan buat pengaduan resmi ke petugas 'lost and found', koper tukaran dibawa saja dan kalau ada apa-apa akan dihubungi.

"Saya tidak berangkat, lho pak kalau koper saya tidak ketemu. Petugas toiletnya harus ikut melaporkan kira-kira wajah orang yang menukar koper saya..."Kata saya tegas.

Kekesalan bertambah karena bagian informasi bandara belum juga membuat pengumuman tentang tas yang tertukar.

Tetapi lima menit kemudian, bapak yang tidak sengaja menukar kopernya datang dibawa petugas lain dan minta maaf salah ambil koper dan bilang kalau di tas dia tidak ada barang berharga hanya pakaian.

Saya pun memeriksa koper saya dan semua masih ada. Kasuspun selesai.

Tetapi perlu diperhatikan beberapa hal:

1. Sebaiknya, kalau koper atau tas kita ada barang berharga, bawa masuk saja ke toilet, karena ternyata petugas toilet belum tentu hafal semua yang bawa koper siapa.

2. Selalu ada kemungkinan bentuk koper mirip dan selalu ada orang yang buru-buru di bandara.

3. Si petugas bandara sendiri bilang, mungkin saja ada yang memang berniat ambil koper orang di toilet bandara.


Gerbang 22 (dokumentasi pribadi)
Gerbang 22 (dokumentasi pribadi)
Saya memaafkan si penjaga toilet dan si bapak penukar koper, tetapi bagi rekan-rekan Kompasianer lain semoga tidak harus mengalami hal yang sama, karena terminal 3 'ultimate' bandara 'Soeta' ternyata sekarang sudah 28 gerbang, saya kemarin di gerbang 22, bayangkan 'crowdednya' dan sulitnya menemukan koper yang tertukar.

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun