"Wah, Â ini di atas cuma payung-payung saja, ya. Kalau hujan bagaimana?"Tanyaku penasaran karena lokasi Kompasianival kali ini cukup nekad di lapangan terbuka, panggung tanpa atap yang membuat Eyang Titik Puspa pun harus rela kepanasan di siang hari.Â
"Sudah ada pawangnya kali, Â Dok. "Cetus yang lain. Â Ada yang bilang ada kodok digantung di atap, Â ada bawang dan cabe ditusuk lidilah, Â bahkan ada yang nyeletuk mungkin ada 'CD'Kompasianer atau panitia digantungkan diatas payung peneduh.
Bersama Bambang Setyawan (dokumentasi pribadi)
Mungkin karena semua Kompasianer betah tidak mandi sore, karena acara dari pagi sampai jam 10 malam, tempat mandi di 'mall' sepertinya kurang nyaman, seperti pak Bambang Setyawan yang jauh-jauh dari Semarang terbang jam 4 sore dan ketiban macet baru sampai di Kompasianival jam 8-an malam hanya untuk memenuhi janji bertemu semua teman Kompasianer penggemarnya.
"Maaf, pempeknya sudah habis, Pak..."Kataku.
"Tidak apa-apa, Dok. Yang penting saya sudah datang selamat..."Katanya saat 'welfie'.
Planet Kenthir yang tersisa (dokumentasi pribadi )
Atau karena lima pentolan Planet Kenthir sempat foto bareng, uap panas hangat tubuh kelimanya mengusir uap air yang mau menjadi bakal hujan diatas sana? Entahlah, yang pasti salah satu Kenthier pak Nanang menang 'award best reportase' kali ini, sebelumnya dia nominasi melulu. Selamat!
Blangkon (dokumentasi pribadi)
Atau faktor blangkonnya salah satu pentolan 'RTC' pak Ikhwanul Halim? Yang mirip pawang beneran? Karena beliau sejak pagi kabarnya sudah 'ngetem' di 'TKP' dengan baju hitam dan kumis gagahnya.
Mengupas nanas (dokumentasi pribadi)
Buah-buahan seperti nanas dan mangga kalau dikupas penuh kasih sayang apakah juga memancarkan gas-gas tertentu yang mengusir awan? Tidak usah terlalu dipikirkan, itu teori memang baru dihipotesis saat saya mengamati foto ini.
Pemenang Award (dokumentasi pribadi)
Yang pasti sampai acara pengumuman pemenang Kompasiana Award yang terpilih teman-teman saya juga, Pak Nanang, Yon Bayu, Listia si imut, Zulfikar dan Lilik, tidak ada hujan sama sekali, tidak ada penonton yang bubar. Sampai saat bintang tamu Kunto Aji, finalis Indonesian Idol bertahun-tahun lalu nyanyi, barulah ada rintik-rintik sedikit. Itupun sebentar, mungkin si pawang sudah mengambil kembali 'sesuatu' yang dilempar diatap tadi.
Semoga tahun depan bertemu lagi teman-teman, pertanda kita masih sehat. Kompasiana sudah seperti keluarga besar, alasan untuk reuni setiap tahun, makan rujak, pempek, goreng pisang, kerupuk atau kuaci bersama. Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya