Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sepinya IGD Rumah Sakit, Pertanda Keberhasilan Program JKN?

16 Oktober 2017   13:28 Diperbarui: 16 Oktober 2017   14:15 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhasilkah BPJS Kesehatan dalam menjalankan amanat program Jaringan Kesehatan Nasional (JKN)? Akan banyak jawaban dengan berbagai sudut pandang berbeda. Bila melihat dari 'membludaknya' jumlah pasien di awal-awal keberadaannya tahun 2014-2015, maka terkesan program ini memperbanyak angka kesakitan.

Di awal-awal kehadirannya, bahkan IGD (Instalasi Gawat Darurat) diserbu pasien non gawat darurat dan tak mampu ditolak oleh rumah sakit karena aturan mainnya belum tegas dan peserta BPJS Kesehatan masih merasa 'tidak wajib' mengambil rujukan dulu ke fasilitas kesehatan primer untuk kegawatan 'versi pasien'.

Setelah dievaluasi, maka munculah kriteria kegawatdaruratan yang lebih terperinci yang boleh berobat ke rumah sakit lewat IGD dan mana yang dapat ditolak dan harus mengambil rujukan dahulu di FKTP (puskesmas atau dokter keluarga), walaupun ini beberapa kali menjadi kendala dan sumber keluhan peserta BPJS Kesehatan karena faskes primer mereka banyak yang tidak buka 24 jam, bahkan 'katanya' dokternya sering tidak ditempat, yang jaga hanya dokter pengganti, bahkan ada yang 'mengaku' diperiksa bukan oleh dokter.

Tambah meningkat kesadaran pasien-pasien akan syarat-syarat memakai BPJS Kesehatan, membuat kunjungan di IGD pun berkurang ditambah lagi dengan pembenahan di tingkat FKTP, dimana kinerjanya dalam membina peserta untuk program prolanis (penyakit kronis), kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan kemampuan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang tidak seharusnya dirujuk mulai dijadikan penilaian dalam membayarkan dana kapitasi. Intinya, FKTP yang kinerjanya jelek akan dikurangi dana kapitasinya, sementara yang kinerjanya baik akan diberi tambahan.

Bagaimana ke depan, jika semua rakyat Indonesia sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan Dan hampir semua FKTP sudah memiliki pelayanan IGD sederhana yang cukup terlatih? Mungkin hanya korban kecelakaan berat, penyakit jantung, stroke yang serangan mendadak sangat parah serta ibu melahirkan yang sedang di perjalanan saja yang datang ke IGD rumah sakit, sementara penyakit-penyakit yang dapat dicegah dan dikontrol di tingkat pertama, semua sudah terkendali.

Kalau tidak dapat diatasi di tingkat pertama, maka poliklinik spesialis di rumah sakit dapat mengatasi penyakit yang tidak gawat sekaligus darurat (pasien tenang).

Dan bukan tidak mungkin di suatu saat nanti, 2, 3 atau 10 tahun lagi, IGD menjadi tempat bekerja yang paling santai di rumah sakit, kecuali kalau ada kejadian luar biasa atau ada bencana alam.

dari FB kompal
dari FB kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun