Perjalanan liburan ke Bratislava, Slowakia 23-26 Juni 2017, selain menikmati pemandangan alam dan bangunan-bangunan yang indah, juga dapat mempelajari sejarah yang tak kalah menariknya.
Seperti tugu yang berdiri di belakang foto keluarga diatas, sekilas terlihat biasa, namun menyimpan kisah yang sangat memilukan dimana banyak warga Slowakia yang tidak puas dengan rezim komunis jama kekuasaan Uni Sovyet antara tahun 1945 dan akhir tahun 1980-an, berusaha melarikan diri melewati Sungai Donau yang hanya kedalaman beberapa meter dan lebarnya beberapa belas meter ke wilayah Austria di sebelahnya yang ikut blok Barat yang saat itu jauh lebih demokratis dan lebih baik perekonomiannya. Ada yang selamat, tetapi lebih banyak yang tertembak mati saat berjuang bersama kerabat atau keluarganya, karena rezim komunis saat itu sangat tidak mau rakyatnya membelot dan menyatakan pada dunia kebobrokan sistem pemerintahan mereka.
Walaupun Partai Komunis masih ada di Slowakia, namun saat ini merekapun harus ikut sistem demokrasi dan pemilihan umum di negeri indah ini. Slowakia secara resmi berpisah dengan Ceko di tahun 1993 dengan damai.
Di atas tugu tersebut terdapat sisa-sisa Kastil Davina, sebuah benteng penting yang menjadi pertahanan kerajaan Slav kuno dari Hungaria, Napoleon dan Austria. Benteng itu dihancurkan tentara Napoleon tahun 1600-an dan tidak dipugar lagi sampai saat ini, tetapi pemandangan dari sisa-sisa Kastil itu masih terlihat indah karena berada di atas perbukitan.
Terakhir, jangan lupa ke 'Old town' Bratislava, yang terkenal dengan gedung-gedung arstistiknya dan patung-patung yang terkenal uniknya. Untuk bebas jalan-jalan naik kendaraan apapun dan masuk ke tempat wisata manapun, dapatkan 'Bratislava card' di pusat informasi turis di kota tua ini. Harganya tergantung fasilitas apa yang ingin anda dapatkan selama 24 jam.
Wina menjadi tempat transit pulang-pergi kami ke Bratislava tanggal 23 Juni pagi dan 26 Juni siang, karena penerbangan dari manapun lebih murah ke Wina daripada ke Bratislava langsung. Maka daripada menunggu di bandara kelamaan, kami sempatkan berkoper dan ransel 5 buah keliling Wina. Wina juga terkenal dengan seni musiknya dan bangunan megahnya seperti terlihat di bawah ini.
Yang unik adalah banyaknya toko sepatu Bata di kota ini dan ternyata memang pabrik yang di Indonesia cabang dari yang ada di Ceko. Perusahaan ini berdiri di Praha tahun 1894 oleh dua bersaudara Thomas dan Antonin Bata, cabangnya di Indonesia tahun 1939.
Jangan lupa untuk berfoto di 'Astronomical Clock' yang berusia sudah ribuan tahuan, Gereja St. Nicholas, Kastil di praha dan jembatan Charles yang terkenal menghubungkan Sungai Vitava.
Demikianlah laporan perjalanan di 3 ibukota negara di Eropa Tengah yang sangat erat hubungannya. Sayang, kami tidak punya cukup waktu dan tenaga untuk ke Budapest, ibukota Hungaria yang hanya 2 jam dari Wina. Pokoknya, kalau sudah ke Wina, jangan hanya puas kunjungi satu kota, minimal 3 kota baru sebanding dengan lelahnya perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H