Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Buang Kanker Payudara di Malaysia, Tumor Paru Sebarannya Diobati Pakai BPJS Juga

14 Juni 2017   22:13 Diperbarui: 14 Juni 2017   23:40 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu saya November  tahun lalu dioperasi tumor payudara kanan, curiganya ganas, dok. Awal bulan ini ada batuk-batuk dan sesak, apakah ada sisanya?" Tanya anak seorang nenek usia 60 tahunan yang membawa ibunya berobat, pakai BPJS Kesehatan. Dia sudah membawa hasil-hasil pemeriksaan dan daftar obat dari negeri jiran dan saat itu kedua paru-parunya bersih, untuk ukuran nenek 60 tahunan ronsenannya terbilang masih mirip wanita usia produktif.

"Kita ronsen dulu, bu. Karena suara napas di paru-paru kanannya sangat lemah."Kata sata. Melihat sekilas hasil ronsennya setengah jam kemudian ada gambaran putih hampir memenuhi semua lapangan paru kanan, itu ada kemungkinan infeksi, cairan atau tumor lalu saya sarankan CT scan dada dan hasilnya seperti gambar diatas.

"Kenapa cepat sekali ya, dok dari November ke Juni?"Tanya si nenek lemah.

"Kalau kanker yang menyebar memang terkadang lebih cepat, bu. Makanya, kalau kanker utama mau diobati, harus sampai tuntas."Saya sarankan lagi.

Ternyata memang di Malaysia mungkin ada serangkaian pengobatan lagi yang disarankan, namun karena biaya atau karena merasa sehat, keluarga si nenek memutuskan menunda dahulu dan melanjutkan bila urusan yang lebih penting sudah selesai.

"Lagipula BPJS-nya baru jadi, dok. Makanya coba-coba pakai BPJS dahulu."Kata si anak.

"Rumah sakit kami tipe C yang belum ada sarana kemoterapi dan tidak ada bedah thoraks, saya rujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi, ya.."Lalu mereka pun dirujuk ke rumah sakit rujukan yang ada fasilitasnya.

Beberapa pasien yang berobat ke negeri tetangga memang ada kecenderungan demikian, sesudah habis-habisan berobat disana, ujung-ujungnya memakai BPJS Kesehatan. Bagi yang mau ikut prosedur sih enak, tetapi ada beberapa yang memaksa minta merek obat sama persis dengan yang dibelinya di Malaysia, Singapura malah Australia dan menolak diganti dengan obat yang sesuai dengan aturan BPJS Kesehatan. Asal kita sudah menjelaskan dengan baik bahwa yang kita ikuti adalah 'merek' yang sesuai prosedur dengan sopan dan dia tidak terima lalu mengancam mau protes kemana-mana, sebagai dokter saya berani mempertanggungjawabkannya.

Tetapi ada juga yang memang ke luar negeri hanya untuk memastikan diagnosis dan setelah yakin, melanjutkan berobat dengan BPJS Kesehatan dan menurut dengan obat yang diberikan dokter rujukan. Atau operasi kankernya disana, lalu untuk 'membersihkannya' dengan kemoterapi dilanjutkan di Indonesia dengan BPJS, bahkan ada pasien saya yang bilang dokter di Malaysia yang menyarankan kemoterapinya di Indonesia saja, obatnya relatif sama.

Nah, untuk kasus di atas perlu diperhatikan bahwa dalam 6 bulan, tumor payudara si nenek mungkin menyebar ke paru-parunya yang bersih dalam 6 bulan saja sudah menjadi 2 kilogram lebih, karena satu paru-paru normalnya bisa menampung 2,5 liter udara.

Artinya, kalau ada BPJS Kesehatan sejak November lalu, dengan kemoterapi yang ditanggung 100%, mungkin dua kilogram tumor itu tidak perlu ada. Makanya, sebelum operasi di luar negeri, pikirkan apakah sanggup menyelesaikan tahapan pengobatannya disana sampai tuntas? Kalau tidak siap, sebaiknya berobat di kota sendiri saja, lebih yakin selesai, biaya si pasien dan keluarga selama di luar negeri toh bisa untuk bayar premi BPJS Kesehatan beberapa tahun.

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun