"Bagaimana,dok. Penyakit saya?" tanya pasien 30 tahunan dengan diagnosis saat rawat inap 3 minggu lalu diabetes melitus neuropati tidak terkontrol ditambah infeksi radang panggul.
"Gula darah ibu sewaktu sudah 128 mg/dL dan pemeriksaan urinnya sudah tidak ada bakteri dan sel darah putih normal. Tidak keputihan lagi, kan?" tanya saya.
"Iya dok. Tidak keputihan dan gatal lagi di kemaluan. Sudah biasa buang air kecilnya. Saya juga belum mau "berhubungan" dengan suami sesuai anjuran dokter." katanya sedikit malu-malu.
Memang untuk pasien sakit saluran kemih atau radang panggul yang disertai keputihan pada wanita yang ada suami, disarankan tidak berhubungan badan dulu selama sakit. Tetapi kalau tidak sakit lagi, dapat dilakukan jika si ibu siap. Kalau dia masih trauma, mungkin akan terjadi lecet saluran kewanitaan atau saluran kencing dan infeksinya berulang.
"Waktu dirawat, saya sarankan satu sampai dua minggu saja bu suaminya '"puasa". Ini sudah negatif bakteri urinnya, jadi boleh dicoba. Ya, anggaplah saya ijinkan "berhubungan" dengan suami, deh."
"Ya, sudah. Kalau dokter ijinkan, saya baru mau kalau dia ngajak."kata si ibu tersipu-sipu.
Jadi lucu juga melihat kasus ini seolah-olah urusan "berhubungan" yang bersifat pribadi antara suami istri harus melibatkan ijin dari dokter. Biasanya sih walau disarankan jangan "begitu" dulu, mereka masih tidak menurut alasannya "kepepet".
Sementara si ibu ini sangat disiplin menunggu ijin dulu dan suaminya mengalah juga tidak mau memaksa. Jadilah si dokter seolah menjadi si 'pembuka kunci' bagi mereka.
Setelah dikonsulkan ke spesialis penyakit kandungan,memang cairan bebas yang dulunya ada di sekitar rahim pasien saat perawatan sudah hilang. Jadi memang ada gunanya juga si pasien tidak 'diganggu' suaminya 3 minggu. Dan setelah sehat bolehlah si suami membujuk istrinya untuk "begitu" lagi dengan hati-hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H