"Nah, sesak lagi. Bulan lalu juga dirawat. Kenapa sering sekali kena serangan ya Bapak ini?" tanya saya kepada anak-anak pasien 60-an tahun yang sering kambuh penyempitan saluran napas bawahnya.
"Paru-paru basahnya apakah kambuh lagi, Dok?" tanya si anak. Dua tahun lalu si pasien juga menderita tuberkulosis paru dan sudah diobati 6 bulan.
"Gambaran ronsen kakek ini relatif sama dengan dua tahun lalu, kemungkinan 'cacat' tuberkulosis saja yang infeksi berat hanya saluran napasnya," jawab saya.
Akhirnya, setelah perawatan 5 hari, pasien mendingan dan digali lagi faktor pencetus infeksi dan peradangan, faktor cuaca dingin sudah dihindari, binatang berbulu sudah dibuang, makanan yang gatal sudah dihindari, akhirnya faktor AC di rumahnya yang disimpulkan jadi pencetus, dicuci hanya 6 bulan sekali.
"Seharusnya kalau ada yang sakit saluran napas seperti ini, AC di kamar pasien dicuci lebih sering, dua bulan sekali, dan saringan di luar, dibersihkan sendiri tiap minggu. Kalau enam bulan sekali, malah itulah sumber sesak si Bapak," kata saya.
Akhirnya keluarga mengerti dan berjanji membersihkan penyejuk ruangan lebih sering. Terkadang memang pasien yang ada AC di kamarnya lebih sering kambuh daripada yang tidak karena barang elektronik itu menyerap debu kamar dan debu itu ada kuman dan bikin sesak juga. Kalau keluarga tidak mengerti membersihkan alat elektronik penyejuk ruangan itu, sebaiknya pakai kipas angin saja dan itu pun tetap harus dibersihkan seminggu sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H