Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Alat Ultrasonografi Buatan Cina Sudah Menerapkan Teknologi Wifi...

25 Agustus 2016   15:50 Diperbarui: 25 Agustus 2016   16:47 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://www.ursuhastanesi.com.tr/uniteler-Ultrasonografi-Renkli-Doppler-USG

Benda yang dipegang sales di atas dinamakan transducer, bagian dari USG (ultrasonografi, alat yang memancarkan gelombang suara ultra ke organ dalam, lalu dipantulkan ke layar monitor berbentuk pencitraan tertentu sesuai ketebalan dan kedalaman lapisan organ) yang 'nirkabel' berbasis tehnologi 'wifi'. Bandingkan dengan alat USG konvensional di bawah ini.

sumber: http://www.ursuhastanesi.com.tr/uniteler-Ultrasonografi-Renkli-Doppler-USG
sumber: http://www.ursuhastanesi.com.tr/uniteler-Ultrasonografi-Renkli-Doppler-USG
Pemeriksaan USG berbasis wifi tersebut hanya perlu membeli transducer-nya dan hasil penyadapan di tubuh pasien dikirimkan ke laptop, tablet, atau gadget masing-masing dokter melalui sistem wifi. Harga transducer ini di kisaran Rp 45 jutaan dan apakah memerlukan alat lain atau program lain yang berbayar, saya belum dapat informasi lebih jauh karena peserta lain juga berminat bertanya.

Yang membuat heran, teknologi ini buatan Cina dan menurut pengakuan si penjual, Amerika dan Uni Eropa belum punya jualan seperti ini. Ini sebenarnya peluang sangat besar untuk efisiensi di bidang kesehatan, di mana sebuah pemeriksaan diagnostik penting yang dapat mendeteksi adanya kanker, batu ginjal, batu empedu, kerusakan hati, kelainan janin dan kemajuan terapinya dapat diintegrasikan dengan teknologi yang semua orang sudah ada, yaitu perangkat komputer, internet dan alat mencetaknya. Bayangkan alat USG lengkap yang harganya bisa di atas Rp 1 miliar, cukup dikurangi dengan biaya di bawah Rp 50 juta dan alat elektronik yang telah ada pun menjadi lebih berguna.

Bila teknologi ini dapat berkembang ke alat echocardiography jantung, CT scan, ronsen, dan lain sebagainya, bisa dibayangkan apa jadinya rumah sakit di masa mendatang, kamar-kamar pemeriksaan yang luasnya bervariasi dari 3 x 3 meter sampai 10  x 10 meter untuk satu alat pemeriksaan saja, nantinya pemeriksaan dilakukan di tempat tidur pasien saja dan petugasnya yang keliling dengan membawa 1,2,3 atau 10 tranducer untuk berbagai pemeriksaan yang berbeda. Ini lebih baik untuk patient safety karena banyak kasus kondisi pasien memburuk setelah harus berpindah-pindah tempat tidur, bolak-balik ke tempat pemeriksaan dan kamarnya untuk beberapa pemeriksaan yang berbeda, terkadang posisi tidurnya pun tidak sempurna lagi, terkadang lehernya tertekuk sehingga sesak napas dan lain-lain.

Risikonya, nanti tidak akan ada lagi istilah rumah sakit mahal dan canggih akibat alat-alat pemeriksaannya besar-besar, mahal-mahal, dan memerlukan petugas-petugas yang terlatih khusus berbulan-bulan karena nanti semua pemeriksaan dapat dikerjakan di tempat tidur pasien dengan alat-alat sejenis transducer yang besarnya kurang lebih sebesar HP.

Kapankah itu terjadi? Saya pikir tidak lama lagi dan semua rumah sakit mahal dan canggih harus bersiap-siap membuat gudang penyimpanan alat-alat pemeriksaan mahalnya yang tidak terpakai lagi karena mahal operasional bak sebuah museum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun