[caption caption="upacara 17 agustus (dokumentasi pribadi)"][/caption]
"Wah, dari instalasi mana, tuh?"Tanya saya, saat seorang peserta upacara 17 Agustus, seorang gadis muda dipapah dua satpam wanita ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit kami.
"Sepertinya dari bagian keuangan,dok. Anaknya memang kurus dan kecil, tidak sempat sarapan, barang kali...."Celetuk perawat yang berbaris setengah lancang kanan disebelah saya.
"Iya, upacaranya jam 7 pagi, sih..."Kata saya lagi.
Yang lain pun bergosip ria membahas gejala 'synkope' (pingsan) si gadis, malah ada yang nyeletuk mau pura-pura pingsan juga supaya tidak kepanasan dan berdiri lama ikut upacara, tidur di ruangan ber-AC, lalu dikasih oksigen dan teh manis, yang lain cekikikan, tapi dipelototi oleh pimpinan barisan dan diam lagi.
Nah, 'synkope' atau awamnya pingsan, sering terjadi saat upacara, terpicu oleh beberapa kondisi kelainan fisik ringan, misalnya:
1. Â Hipoglikemia, kurang atau malah tidak sarapan yang menyebabkan gula darah kurang dari 60 mg dl/L.
2. Anemia ringan, akibatnya oksigenisasi di otak kurang saat berdiri lama.
3. Postural hipotensi, akibat tekanan darah turun saat si nona berdiri lama dan oksigen di otak kurang.
4. Kurang tidur, ini jelas membuat tubuh kelelahan, asam laktat di tubuh meningkat, suasana darah asam dan kesadaran menurun.
Namun 'synkope' dapat juga merupakan gejala dari penyakit yang lebih berat, misalnya gangguan irama jantung, gangguan elektrolit dan gangguan lokal di otak, misalnya ada tumor yang menekan otak atau gangguan asam lambung yang parah yang menyebabkan koreng di lambung.