Perusahaan itupun membangkrutkan diri dan membayar pesangon karyawannya dan tersisa hanya 1,5 milyar untuk tuan Pokegomon.Â
"Sayangku Berbikyu.... Hartaku tidak banyak lagi dan aku lumpuh setengah badan sudah setahun. Kontrak nikah kita sudah berakhir 9 bulan yang lalu... Uangku tidak sampai 10 milyar lagi dan kita punya anak pula. Aku tidak tahu bagaimana masa depanmu dan masa depan anak kita, jadi bagaimana menurutmu?" Tuan Pokegomon, sudah mulai bisa bicara, sudah menjalani fisioterapi, tetapi kekuatan otot kaki kanan dan tangan kanannya baru sepertiga yang normal. Untunglah kekuatan otaknya berpikir sudah 80%-an normal.
"Saya masih disini pa... Hartaku sudah 40 milyaran, aku tidak butuh harta dari Papa lagi....Sudah cukup. Lupakan kontrak nikah kita... Karena kita sudah punya anak dan saya kasihan sama Papa.... "Berbikyu memegang tangan lelaki usia 55 tahun itu sedikit terisak.
Dia bingung, ini kasihan apa cinta? Ataukah cinta bisa timbul dari rasa kasihan? Atau karena dia sudah punya anak dari orang yang sekarang dia kasihani?
Entahlah...Tapi esoknya surat perjanjian kontrak nikah 2 tahun lalu itu dia koyak dan dibuang ke kotak sampah sambil tersenyum dan bergumam dalam hati "Aku nyonya Pokegomon mulai sekarang, tanpa perjanjian kontrak, sampai ajal memisahkan kami..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H