"Ya, itulah kelebihan saya."Sang komandan tersenyum geli.
Ya, geli, karena ternyata alat pemeriksa narkoba di rambut yang dia dapat sebenarnya hanya mampu mendeteksi narkoba dalam hitungan 1 bulan terakhir. Tetapi dia sengaja menyebarkan kabar alat itu mampu mendeteksi pemakaian narkoba 5 tahun terakhir supaya semua yang merasa pernah 'kontak' dengan barang haram itu di waktu yang lama bereaksi 'ekstrim' dan benar saja reaksinya malah konyol.
Begitu konyolnya reaksi para calon pilkada itu sampai-sampai hari itu sampai 100 tahun ke depan dikenang di negara itu sebagai 'HARI TRAGEDI BOTAK NASIONAL'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H