[caption caption="Ilustrasi: hdwallpaperfit.com"][/caption]"Dok, mengapa membuat permintaan ronsen dada dua kali? Terus namanya mana yang benar? Si A atau Ai (disingkat)?"Â Begitu pertanyaan petugas bagian radiologi kebingungan, karena saya membuat dua surat permintaan pemeriksaan yang dipikirnya satu orang.
"Bukan, mbak. Itu pasiennya dua orang dan kebetulan kembar." Jawab saya dan si petugas pun manggut-manggut.
Satu jam kemudian hasil ronsennya jadi dan tampaklah gambaran seperti penyempitan saluran napas menahun dan jantung membesar, kedua nenek kembar usia 60 tahunan itu hasilnya mirip.
Gula darah mereka pun keduanya lebih 300 dan tekanan darahnya keduanya tinggi. Akhirnya yang membuat tambah salut, gambaran rekam jantungnya pun mirip.
"Jadi, obatnya mirip, dok?" Tanya cucu salah satu pasien itu.Â
"Iya, berat badannya pun hanya selisih 3 kilogram. Keluhannya sama, pusing dan berdebar-debar, serta batuk berbulan-bulan. Jadi obatnya sama." Jawab saya.
[caption caption="Pasien Kembar (Dokumentasi Pribadi)"]
Kasus ini baru saya alami pertama kali sejak berkecimpung ke praktek klinis saat koas sampai sekarang (21 tahun). Biasanya ada kasus kembar identik yang salah satunya sakit jantung bawaan, yang satu lagi normal. Tetapi kalau yang kembar dan sehat waktu muda tetapi saat tua sama-sama mengeluh sakit yang mengganggu sekali dan diagnosis kerja sakitnya sama, baru sekali ini.
Jadi, semua kembar memang berpeluang memiliki penyakit yang sama, kalau lingkungan yang mempengaruhinya sama, karena secara embriologi mereka sebenarnya satu sel telur yang dibuahi satu spermatozoa dan pernah berbentuk satu mahluk hidup sebelum akhirnya membelah dan memisahkan diri.
Nah, bila anda punya keluarga yang kembar, sebaiknya keduanya saling menjaga kesehatan diri dan kembarannya, selagi keduanya sehat. Kalau salah satu sakit, sebaiknya diobati dengan serius dan kembarannya lebih memproteksi diri dari hal-hal yang berisiko membuat penyakit yang sama.
Semoga bermanfaat.
