Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketika Anak Balitaku Melihat Adegan Merak Kawin

12 Desember 2015   23:50 Diperbarui: 12 Desember 2015   23:50 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Burung merak jantan mengawini burung merak betina (dokumentasi pribadi)"][/caption]

"Nah, burung meraknya berkelahi Papa...."Kata Lukas anakku yang baru 4 tahun 9 bulan antara ketakutan dan senang, melihat adegan 'kawin' burung satu spesies tersebut.

"Itu namanya burung sedang kawin..."Jawabku tertawa, kebetulan 'banget' saat kami datang ke kebun binatang 'Caversham Wildlife' di kota Perth pagi tadi, ada satu merak jantan pameran ekornya untuk menarik perhatian merak betina dan kebetulan ada yang mau datang dan dikawini kontan saat itu juga.

Maafkanlah anakku, tidak sempat tutup matamu, terpaksalah kau lihat adegan itu.

Perjalanan ke Perth 10 Desember lalu kami lakukan tergoda iklan traveloka di Kompasiana beberapa bulan lalu yang dari Bali ke Perth naik Air Asia sekitar 800 ribuan, lalu istrikupun langsung ambil untuk kami berlima, tapi ternyata pulangnya yang mahal diatas 4 juta (kalau tidak salah).

Nah, terpaksa nanti pulangnya naik Garuda yang ternyata untuk 13 Desember pagi lebih murah.

[caption caption="Penginapan 'back packer' ada meja bilyarnya (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Seperti biasa kami menginap di kamar 'back packeran' yang ada dapur untuk masak sendiri, mesin cuci ada dan 'relatif' murah meriah untuk ukuran Australia. Tetapi enaknya ada sebuah meja bilyar untuk memperkenalkan olah raga yang sebenarnya saya pun enggak bisa main.

[caption caption="Bell Tower, ikon/monasnya kota Perth (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Nah, kalau sudah ke Perth, jangan lupa ke 'tugu monasnya', 'Bell Tower' yang ada di 'Barrack Square'. Katanya, kalau tidak berfoto disana, ke Perth-nya harus ngulang lagi. Belum tuntas.

[caption caption="'South Beach' Freemantle (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Selanjutnya, katanya harus ke Freemantle, kota 'Tanjung Priok-nya' Perth. Disanalah bahan-bahan tambang yang menjadi andalan kota Perth diekspor kemana-mana, dan salah satu pantainya berpasir putih yang indah sekali, namanya 'South Beach' atau pantai selatan, yang tidak ada nyi-nyi-annya, karena di Perth yang ada madam-madam aja.

[caption caption="Park Botanical Garden,pemandangan kota Perth dari atas (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Selanjutnya, karena jadwal hanya 3 hari di Perth, kami terakhir memberanikan diri ke kebun binatang tempat Lukas melihat merak tadi,yang lumayan jauh diluar kota Perth.

Kami naik kereta dari 'Perth Underground' memakai karcis 'family' untuk 2 dewasa dan 2 anak, Lukas yang balita gak dihitung. Harga tiketnya 12 dollar Australia, 10 sen. Itu tiket berlaku seharian kalau memakai kereta api, bis atau kapal feri 'Transperth'. Tiket ini hanya berlaku kalau 'weekend' dari jumat sore ke minggu malam.

Dari kereta, kami berhenti di kota kecil Bassendean, dilanjutkan naik bis nomor 955 di perhentian 'Lord Street entrance'.

Sampai di perhentian, kita minta jemput di depan melalui sebuah tombol yang ada telepon internalnya, lalu 5 menit kemudian 'bus shutle' menjemput kami.

[caption caption="Diantara kangguru (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Terakhir, 12 Desember sore, anak-anak dipuas-puasin main air di 'Water Labirinth' di Mall Myer Perth. Yang walaupun sudah mengaku diskon 60%, harga baju-bajunya di kisaran 600 ribuan rupiah ke atas.

[caption caption="Water Labirinth Perth (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Sebenarnya banyak lagi tempat wisata di Perth, namun apa daya, waktu juga yang membatasi, apalagi 13 Desember disempat-sempati deh ke Gandaria City buat Kompasianival. Siapa tahu bisa makan siang bareng sama kompasianer lain dan bisa memakai baju seragam Planet Kenthir satu kali lagi.

Baiklah, kalau mau ke Perth, dari bali hanya 3 jam, perginya bisa murah, tetapi pulangnya tetap siap-siap mahal.

Atau kalau berencana ke Perth dan tidak pulang jangka waktu lama, sambil cari kerja, carilah sekolah. Sekolah di Perth murah banget, tapi biaya hidupnya mahal.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun