Ilustrasi - darah hasil donor (Shutterstock)
"Saya dikasih nomor Bapak dari teman yang ada di Facebook, dari grup donor darah online untuk Palembang. Bapak saya trombositnya turun sampai 14.000, perlu donor trombosit, Dok." Pesan singkat seorang ibu muda yang ayahnya sedang mengalami kanker darah.
"Oh, ya. Saya bisanya sesudah jam kerja. Saya nanti ke PMI," jawab SMS balikku.
"Donor trombositnya pakai cara "aferesis", Dok. Di Rumah Sakit Mohammad Husin langsung, di laboratoriumnya," pesannya lagi.
Karena penasaran mau tahu cara kerja alat yang namanya 'aferesis' trombosit, saya 'oke'-kan saja.
Ternyata cara kerja alat ini unik, darah kita semua ditarik keluar mirip cuci darah, lalu ada sejenis saringan yang bisa 'menangkap trombosit' donor, lalu sel darah merah, sel darah putih dan komponen darah yang lain dikembalikan ke tubuh donor.
Jadi praktis hanya trombosit dan sekitar 200 cc plasma darah yang diambil, makanya untuk donor kembali tidak harus menunggu 3 bulan seperti donor darah biasa, tetapi dalam 2 minggu sudah dapat donor lagi. Usia trombosit kurang lebih 1-2 minggu, sementara usia sel darah merah 120 hari.
Sebelum dilakukan donor, dilakukan uji penyaringan dahulu, trombosit harus lebih 230.000/mm kubik, dan tentu saja bebas penyakit darah seperti HIV, hepatitis B dan C, malaria, sifilis.
[caption caption="donor trombosit (dokumentasi pribadi)"]
Alat ini kerjanya menyaring darah donor cukup lama, 60 menit, di mana setiap 5 menit bergantian ada kalanya darah keluar dan disaring lalu darah yang tersaring masuk lagi ke tubuh donor.
Saat darah keluar dari tubuh donor itulah (ditandai manset tensi di tangan atas menjadi kencang) gunanya bola kecil di tangan dipencet-pencet, supaya aliran darah lancar dan tidak terjadi penggumpalan yang mengganggu proses penyaringan. Bila manset di tangan mengendur, itu artinya darah masuk lagi ke tubuh dan bola kecil di tangan tidak usah dipencet dan tangan dilemaskan saja.
[caption caption="bola mini (dokumentasi pribadi)"]
Akhirnya setelah 60 menit yang menegangkan, dapatlah 50 ribu sel trombosit saya yang akan dipakai untuk seorang bapak kanker darah yang saya sendiri pun belum pernah bertemu, karena itu sudah menjadi "komitmen" pendonor darah sukarela online untuk mau menolong tanpa perlu kenal siapa penerimanya, tanpa perlu minta apa-apa.
[caption caption="trombosit yang tersaring (dokumentasi pribadi)"]
"Tidak makan-makan dahulu, Pak?" tanya si ibu yang meminta kesediaan berdonor.
"Tidak usah, Bu. Kebetulan memang mau menurunkan berat badan." Dan saya pun pulang.
Tehnik aferesis ini sudah saya kenal di laporan-laporan jurnal ilmiah 10 tahunan lalu saat masih menjalani pendidikan spesialis, namun baru "mencicipi" prosesnya secara utuh kemarin saat donor trombosit.
Belajar melalui pengalaman langsung lebih baik, apalagi perawat yang menjadi operator cukup memahami kerja alatnya dan menjamin semua prosedur steril dan "disspossible", tidak akan memakai bekas orang lain.
Syukurlah, karena semua darah kita memang masuk ke alat aferesis itu dan kalau ada 1 saja kuman sisa pendonor lain yang "nyangkut", maka darah kita pasti "rusak sekaset".
Semoga bermanfaat dan selamat berdonor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H