Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bapak Tidak Kasihan Sama Ibu?

13 Oktober 2015   20:37 Diperbarui: 13 Oktober 2015   20:43 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menunggu pasien (dokumentasi pribadi)"][/caption]

Merawat pasien BPJS harus 'pintar-pintar' mengatur efisiensi biaya dengan tetap menjaga mutu pelayanan. Salah satu efisiensi yang menjadi perhatian adalah 'length of stay (LOS)' atau lamanya pasien dirawat di rumah sakit, semakin lama dirawat maka akan semakin besar biaya yang akan ditanggung rumah sakit.

Terkadang obat-obatan yang mahal bisa diberikan untuk pasien BPJS jika secara pengalaman 'empiris' ataupun penelitian yang dapat dipercaya menunjukkan dapat membuat 'LOS' lebih pendek.

Masalah klasik pada pasien BPJS, adalah ingin pulang jika sudah 100% sehat seperti sebelum sakit. Sebabnya karena pasien BPJS merasa sudah dibayar oleh pemerintah dan sebagian memang sudah dipotong gajinya/sudah bayar premi.

Perasaan sudah sehat ini mungkin bisa cepat tercapai jika pasiennya masih relatif muda dan penyakitnya hanya penyakit ringan seperti diare ringan, gastritis, demam tifoid biasa, demam berdarah biasa atau asma.

Tetapi bagaimana kalau penyakitnya kronis dan parah, misalnya kanker dan stroke yang sudah terbaring bertahun-tahun di rumah, lalu sejak ada BPJS menjadi dirawat dan makan pun harus dimasukkan lewat selang di hidung? kapan sembuhnya? Kapan bisa si pasien berdiri sendiri dan berjalan lagi.Sebulan? Dua bulan? Setahun? Bahkan ada pasien stroke begini tetap lumpuh sampai akhir hayatnya.

Pasien-pasien BPJS pun yang lebih suka berlama-lama dirawat, kebanyakan adalah pasien dengan pekerjaan informal, pekerjaan yang tidak ada target atau malah tidak bekerja. Pasien BPJS yang 'sibuk' dan punya banyak tanggung jawab biasanya tetap mau cepat-cepat pulang dan bekerja lagi.

Nah, untuk pasien yang secara klinis sudah membaik, sebenarnya tidak perlu dirawat lagi tetapi tidak mau pulang dengan keluhan yang sepertinya diberat-beratkan.Maka ada dilema, kalau si pasien 'dipaksa' pulang dia bisa melapor kemana-mana dan terjadi kegaduhan, tetapi kalau tidak dipulangkan, maka kasihan pasien lain yang lebih parah terkadang tidak ada ruangan menginap gara-gara pasien-pasien yang 'manja' ini.

Untuk itu, ada beberapa cara memotivasi pasien yang 'betah dirawat' ini untuk mau pulang, antara lain:

1. Resiko tertular penyakit lain. Pasien harus diinformasikan bahwa rumah sakit banyak kuman yang kemungkinan berkembang biak dari pasien lain, dari petugas kesehatan ataupun pembesuk.

Jadi bila berlama-lama di rumah sakit, padahal tidak ada obat-obatan atau tindakan yang sangat penting yang harus diberikan, maka si pasien mungkin saja dapat terkena penyakit infeksi lain.

2. Rumah sakit bukan tempat istirahat yang baik. Pasien mungkin merasa nyaman di rumah sakit ada perawat yang menyapa 3 kali sehari, dokter 1 x sehari dan banyak pembesuk. Tetapi pasien perlu diingatkan di rumah sakit akan banyak mendengar teriakan kesakitan, suara muntah, suara batuk. Belum lagi tangisan dari keluarga yang meninggal dan suara-suara aneh lain. Jadi, untuk istirahat penyembuhan, sebaiknya di rumah saja.

3. Kasihan dengan yang menunggu. Pasien yang kronis, kerjanya tidak ada/tidak bertarget, sebagian besar ingin berlama-lama dirawat karena keluarga/suami/istri biasanya jadi perhatian saat menunggu. Namun pasien perlu diingatkan untuk balik memperhatikan keluarganya yang menunggu.

Para penunggu itu sebagian besar ingin cepat-cepat pulang dan tidak menunggu di rumah sakit lagi. Apalagi kalau ada bapak-bapak yang 'manja' tidak mau pulang dan tiap hari ada saja keluhan baru, maka saya selalu mengatakan pertanyaan sesuai judul diatas untuk menyadarkan si suami kalau istrinya sebenarnya menderita juga lama-lama tidur di rumah sakit.

Nah, bila pertanyaan kunci diatas ditanyakan, biasanya pasien yang sudah tahap penyembuhan tetapi malas pulang itupun mengalah, karena kalau ditanyakan, si keluarga biasanya mengaku terus terang sudah sangat jenuh menunggui si sakit dan ingin membawanya pulang.

Tetapi harus diyakinkan, apakah kondisi gawat darurat yang membahayakan jiwa benar-benar sudah teratasi. Sebab, kalau pasien disuruh pulang dan sebelum seminggu (7x24 jam) sudah masuk rumah sakit lagi karena kasus yang sama, maka di episode keduanya, si pasien ini tidak dibayar BPJS lagi, namun masuk dalam tagihan BPJS kasus sebelumnya.

Semoga bermanfaat!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun