[caption id="attachment_415000" align="aligncenter" width="480" caption="(dokumentasi pribadi)"][/caption]
"Lho, kenapa pasiennya dipindahin?"Tanyaku pada perawat ruangan, karena pasien remaja laki-laki 15 tahunan dipindahkan dari ruangan yang dua orang jadi ke ruangan yang hanya terisi 1 orang.
"Pasiennya mau ujian nasional SMP, dok."Kata si perawat.
"Kamu sudah siap?"Tanya saya.
"Iya, sudah siap, dok. Sudah tidak demam lagi,kok."Katanya semangat.
"Sebenarnya kalau sakit bisa ulangan susulan."Kataku.
Tapi si pasien sepertinya mau tetap sesegera mungkin menyelesaikan tugasnya sebagai pelajar dan mendapatkan kelulusan. Ujian susulan mungkin membuatnya lebih repot.
Sebenarnya, secara imunologis, hari ke 5-7 demam berdarah adalah saat yang paling kritis, karena virus demam berdarah dengue akan 'mati' sendiri di hari-hari itu, namun entah bagaimana sisa-sisa protein si virus memancing reaksi kekebalan tubuh berlebihan yang terkadang menyerang sel-sel tubuh sendiri.
Pasien ada yang bisa syok, akibat kebocoran plasma darah dari dalam pembuluh darah ke jaringan interstiel, sehingga isi pembuluh darahnya menciut, bisa juga terjadi pecahnya trombosit yang berlebihan dan dapat menimbulkan kegagalan organ.
"Laporkan saya kalau tekanan darahnya turun, ujung jari dan tangannya dingin, atau si pasien tiba-tiba lemas. Infusnya dikencangin tetesnya 60 x/menit."Kata saya.
Lalu perawat pun menjalankan 'order' tadi.