"Pasien luka tusuk di perut, laporannya oleh perawat lebar 5 cm, lebar 2 cm dan dalamnya 10 cm. Nah, dalam luka 10 cm ini yang saya penasaran, si pemeriksanya dapat darimana?"Kata seorang dokter bedah digestif saat kami diskusi pasien di acara 'Laporan Pagi'.
Pasien ini melaporkan dirinya dianiaya orang dan ditusuk perutnya dengan pisau lalu dibawa ke sebuah klinik dan dirujuk ke rumah sakit karena diperkirakan perlu tindakan operasi.
"Jadi, apa yang harus kami lakukan kalau ada luka tusuk di perut atau luka-luka lain seperti ini?"Tanya dokter-dokter umum yang biasa jaga di Unit Gawat Darurat. Secara teoritis mereka harus selalu memeriksa pasien secara terperinci dan kalau ada luka harus diukur seksama demi tindakan dan demi 'visum et repertum'.
"Yang kita takutkan kalau di dalam luka itu ada pembuluh darah besar yang terkena, maka biasanya selama perjalanan ke rumah sakit terbentuk 'cloth' sejenis bekuan darah yang mengurangi perdarahan. Kalau si pemeriksa luka kembali mencolok-colok ke dalam lukanya dengan jari atau penjepit maka mungkin saja bekuan darahnya terlepas dan muncrat lagi darahnya. Atau malah bisa saja yang tadinya tidak pecah pembuluh darahnya jadi pecah karena dicolok."Penjelasan si ahli bedah saluran cerna ini.
"Jadi, pasiennya langsung dioperasi,dok?"Tanyaku penasaran.
"Belum, diobservasi dahulu. Kalau ada usus atau organ yang luka, biasanya perutnya tegang, kalau ada pembuluh darahnya pecah bisa terjadi syok dan hemoglobin turun drastis, barulah perutnya kita buka."
Ternyata si pasien setelah diobservasi ketat selama 3 hari perutnya tidak membuncit dan tegang, serta hemoglobinnya setiap hari masih relatif sama. Aman, tidak usah dioperasi.
Nah, kalau ada keluarga yang perut atau kakinya atau tangannya tertusuk sesuatu dan berdarah, cukup ditekan lukannya dan dibersihkan sedikit permukaannya dan langsung bawa ke UGD untuk melihat kegawatannya. Jangan dengan gagah berani mengobok-obok luka itu untuk membersihkan atau menilai dalamnya luka karena mungkin malah membuat masalah baru.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H