Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

'Parhobas': Relawan yang Selalu Ada di Acara Adat Batak

12 Maret 2012   16:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1331568056103928827

[caption id="attachment_176088" align="aligncenter" width="259" caption="from google"][/caption]

Di sebuah pesta perkawinan adat Batak antara marga X dan Y, tampaklah rombongan 'hula-hula' (pihak saudara laki-laki yang semarga dengan istri) memasuki areal pesta. Biasanya diiringi dengan musik gondang (perkusi khas Batak) pihak yang berpesta menyambut rombongan hula-hulanya dengan tarian tortor sambil berjalan mundur dan pihak hula-hula maju kedepan sambil tangannya diangkat seolah-olah memberikan berkat.

Rombongan hula-hula bagian depan adalah yang laki-lakinya semarga ibu mempelai, sedangkan bagian belakangnya adalah rombongan yang wanitanya semarga ibu mempelai (disebut boru). Rombongan inilah yang disebut para 'parhobas', mereka biasanya membawa beras 5 sampai 10 kilogram dalam sebuah wadah bernama 'tandok' yang terbuat dari anyaman sejenis rumput-rumputan.

Setelah sampai di panggung, maka kedua keluarga bersalaman dan 'tandok' dari 'parhobas' hula-hula diserahkan pada para 'parhobas' di sisi lain (pihak boru dari ayah si mempelai).

Bingung? Wajar. Tetapi kalau ingin tahu budaya batak ya intinya ada tiga unsur:

1. 'Dongan tubu', yaitu para bapak yang semarga dengan bapak mempelai.

2. 'Hula-hula', yaitu para bapak yang semarga dengan ibu mempelai.

3. 'Boru', yaitu para ibu yang semarga dengan bapak mempelai. Inilah yang disebut parhobas.

Baik mempelai pria maupun mempelai wanita pasti memiliki unsur ini (dinamakan dalihan na tolu) dan masing-masing memiliki peran yang berbeda di adat batak yang saling melengkapi, walaupun sering dikeluhkan inilah yang membuat pesta adat Batak jadi lama.

Nah, para 'boru' menjadi relawan yang bertugas melayani (marhobas) segala keperluan pesta. Dari dekorasi, belanja, memasak, menyajikan makanan, membersihkan meja, mencuci piring, semua dilakukan.

Siapapun dia, kalau merasa 'boru' dan menghormati 'hula-hulanya' maka dia akan tidak malu-malu mengangkat piring, membagikan kopi, memunguti sampah di pesta adat batak. Itu tidak dianggap sebuah penghinaan, perpeloncoan atau pelecehan. Malah ada semacam kebanggaan melayani 'hula-hulanya' dan setengah berharap bila dia nanti melakukan hajatan yang sama di lain waktu, maka 'boru-borunya' pun akan melayani dia dengan sama ikhlasnya.

Maka jangan heran, kalau seorang jendral, kepala sekolah, atau profesor, dokter spesialis, malah bule-bule yang menikahi wanita Batak terlihat membagikan makanan, mencuci piring padahal yang dilayaninya hanya tukang parkir yang kebetulan di pesta itu menjadi 'hula-hulanya'.

Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Medan, peran 'parhobas' ini memang sudah mulai tergantikan oleh petugas katering profesional, namun tetap saja para 'boru' yang menjadi 'parhobas' mengawasi dan memantau pekerjaan mereka. Tetapi di kampung-kampung, pesta tidak akan sukses kalau tuan rumah tidak memiliki relawan 'parhobas' yang kompak.

Bahkan jika si tuan rumah pesta terkenal pelit atau tidak mau bergaul atau tidak perduli dengan adat tiba-tiba mau bikin pesta adat, maka bukan tidak mungkin para 'boru' yang seharusnya jadi relawan 'parhobas' tidak ada yang mau datang atau kalaupun datang kerjanya ogah-ogahan dan pesta jadi kacau balau.

Maka dari itu, setiap orang Batak harus siap jadi relawan 'parhobas' yang baik, supaya di suatu saat bilamana dia akan membuat pesta adat maka para 'borunya' akan menjadi 'parhobas' yang all out membantu demi kesuksesan pesta.

Mudah-mudahan apa yang ditabur, itulah yang akan dituai. Ya, enggak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun