Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kalau Ada Perdarahan, Baru Bisa 'Dikuret'

28 Februari 2014   19:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:22 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13935638711515140308

[caption id="attachment_325176" align="aligncenter" width="604" caption="USG mola hydatidosa (dokumentasi pribadi)"][/caption]

"Konsultasi dari dokter kebidanan, Dok. Mau 'kuret'," kata perawat poliklinik.

"Anak ke berapa, Bu? Sudah berapa bulan hamilnya?" tanyaku heran karena si ibu tampaknya sehat, jantungnya bagus dan sepertinya tidak kesakitan.

"Anak ketiga, Dok. Masuk 4 bulan, Dok. Kemarin malam baru ada perdarahan makanya akan 'dikuret'," katanya.

'Kuretase' adalah tindakan kebidanan di mana jaringan rahim yang mudah berdarah bernama 'trofoblas' 'dikerok' sampai lapisan otot tertentu dan perdarahannya berkurang. Indikasinya bila ada perdarahan berlebihan yang tidak teratur dan keguguran kandungan.

"Oh, memang sudah ditunggu-tunggu ya kuretnya. Tapi kok aneh kuret ditunggu-tunggu. Ngapain?" Lalu aku baca ulang keterangan dokter kebidanan dan ada USG-nya, ternyata si ibu hamil anggur atau 'mola hydatidosa'. Ada sel telur yang dibuahi namun tidak berkembang menjadi bayi, namun tetap merangsang jaringan rahim yang mudah berdarah berkembang menyerupai kondisi rahim kehamilan normal.

Jaringan hamil anggur ini tetap dipertahankan sampai nantinya berdarah sendiri karena faktor yang belum jelas, biasanya perdarahannya jauh lebih banyak dari melahirkan biasa dan bisa menyebabkan syok dan atau anemia.

"Jadi Ibu sudah tahu hamil anggur sejak kapan?" tanyaku.

"Sudah dua bulan, tetapi dokter kebidanannya bilang tetap belum boleh dikuret sampai berdarah dahulu baru dianggap kehamilan terganggu dan boleh dikuret," katanya.

Memang di kalangan SpOG (spesialis kebidanan dan penyakit kandungan) ada yang menjunjung tinggi kondisi kehamilan. Walaupun itu kehamilan yang tidak pada tempatnya ('ectopic') atau hamil anggur sekalipun belum akan dibuang/dikeluarkan kecuali sudah mengganggu ibunya.

Kalau masih aman di perut ibunya dan tanpa keluhan/perdarahan, si dokter SpOG belum mau melakukan apa-apa.

Makanya agak miris kalau ada ibu-ibu hamil atau gadis-gadis hamil yang memaksa minta digugurin, biasanya kalau SpOG sudah banyak makan asam garam tidak bakalan mau melakukannya, karena etikanya setiap kehamilan harus dipertahankan kecuali sudah 'terganggu' sekali.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun