[caption id="attachment_332373" align="aligncenter" width="455" caption="(doukumentasi Reza, teman sekolahku)"][/caption]
"Nih gambar ronsen gigi geraham bawah kiriku. Ini ronsen dibuat di Singapur ke drg G. Waktu itu aku kesakitan sekali saat ada urusan bisnis disana dan terpaksa ke dokter gigi itu. Katanya ada gas dan darah kotor di gigi geraham itu dan harus dibersihkan akar-akarnya."Kata Reza, teman akrabku di SMP dan SMA saat ketemu kemarin di Palembang.
"Mahal, gak?"Tanyaku.
"Mahal 'amit'. Total 460 dollar singapura dan janjinya tidak sakit lagi karena kedua akar giginya sudah dia bersihkan dan diberikan antibiotik. Tapi kenyataannya saya sepulang dari Singapur masih tetap nyeri di gigi itu dan tidak tahan lagi saya ke dokter gigi di Jakarta dekat rumah. Lubang yang kemarin dibersihkan dan ditambal dibongkar lagi oleh si dokter gigi, lalu pelan-pelan ditusuk-tusuknya atau mirip dikorek pakai jarum dan 'blus' keluar darah hitam dari gigi tadi dan sekarang sakitnya sudah hilang."Katanya.
[caption id="attachment_332376" align="aligncenter" width="346" caption="(dokumentasi Reza)"]
"Kena berapa? Mahal juga?"Tanyaku.
"Cuma 200 ribu."Katanya ngomel-ngomel. Memang si dokter gigi G di Singapura bilang harus kontrol lagi, tetapi siapa mau buang ongkos lagi kesana? Kalau tidak darurat sih ya ditahan saja ke dokter gigi di Jakarta.
"Tapi pelayanannya memuaskan, kan?"Tanyaku.
"Lebih lembut dokter gigi di Jakarta, ditanya sakit apa enggak. Minta maaf dulu. Yang di Singapura itu rahang dan kepala saya dipegang-pegang kasar saja kayak dianggap barang. Tidak lembut."Keluhnya.
Nah, setelah saya tanya istri saya yang dokter gigi, memang kasus temanku Reza termasuk perlu perawatan akar. Jadi perlu beberapa kali dikorek-korek akar giginya baru bisa keluar darah hitam dan gas yang mengendap di tempat yang ada anak panah di atas.
Nyonya termasuk salut si dokter gigi Singapura mau memberikan gambar-gambar itu ke pasiennya untuk eval;uasi, namun kebetulan yang bisa mengeluarkan darah hitam di geraham Reza si dokter gigi yang di Jakarta, sehingga sakitnya hilang. Ini sudah termasuk bidang spesialisasi konservasi gigi.
Jadi yang dilakukan dokter gigi di Singapura sebenarnya sudah tepat, tetapi belum tuntas, perlu beberapa kali kontrol lagi, kebetulan yang menuntaskannya dokter gigi di Jakarta. Namun karena mahalnya ya kalau menurut saya sih lebih baik cari dokter gigi yang dekat-dekat rumah saja. Kalau ada keluhan bisa cepat-cepat datang dan tidak perlu keluar uang diatas 3 juta untuk mengeluarkan segumpal darah hitam.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H