"Maaf, non Seleb. Anda tidak sakit, anda akting. Kalau toh anda sakit jiwa ringan, kami tidak etis memberitahukannya ke media, karena anda bukan tokoh nasional seperti presiden atau mentri tertentu yang sakit jantung dan membahayakan nyawa. Jadi, tidak bisa kami melanggar sumpah hanya demi popularitas anda."Kata salah satu ahli jiwa itu membuat non Seleb terpukul.
"Gimana lagi pak Set?'Settingan' apa lagi yang bisa kalian buat?"Tanyanya.
"Kalau dokter benaran tidak mau membuat diagnosis bipolar. Kita bisa membuat akun di media sosial yang mengaku dokter lalu mendiagnosis tersebut."Kata Mas Tiktak, wartawan 'settingan' yang paling lihay membuat akun palsu, profesional palsu, survey palsu, berita palsu dan foto-foto editan palsu.
Akhirnya dibuatlah sebuah web kesehatan yang diatur seolah sudah ada 1 tahun dan diatur supaya mengakui non Seleb terdiagnosis bipolar.
"Beres kan, non?"Mas Tiktak, om Set, mbak Edit dan bung Pustangkis tertawa riang saat si non Seleb menambahi uang 'settingan' 50 juta lagi, karena 'job' wawancara ekslusifnya jadi bernilai ratusan juta.
"Terima kasih. Tapi bulan depan, jadi issu lain lagi ya. Intinya mengundang simpati publik dan elegan, jangan kesannya murahan."
"Sip!" Keempat mafia berita 'settingan'pun berjabat tangan.
Tidak jelas apakah ini bipolar, yang pasti ini dilakukan demi popularitas (Be popular/bipopular).
Hmmmmm...Aya-aya wae...