"Konsultasi dari dokter bedah,dok. Pasien wanita 40-an tahun dengan kanker payudara stadium 4, sudah menjalar ke hati dan paru-paru."kata perawat 'Intensif Care Unit' (ICU) saat saya kesana.
"Tidak dioperasi?"Tanya saya.
"Kata dokter bedahnya tidak bisa diapa-apain lagi, sudah menyebar."Jawab si perawat.
Hasil pemeriksaan memang tekanan darahnya sudah menurun di 80/50, nadinya cepat, pernapasan cepat, pucat, hemoglobin turun, gangguan ginjal, gangguan pernapasan dan gangguan fungsi hati akibat kankernya membuat penyebaran banyak di hati.
Dari riwayat ternyata si ibu ini ada teraba benolan di dada dua tahun lalu sebesar kelereng, merasa payudaranya membesar dan harus ganti BH dari ukuran 36 ke 40, sudah di'mammografi' dianggap jinak, tetapi saat pemeriksaan biopsi jarum halus, dinyatakan ada sel-sel ganas.
Nah, si ibu keberatan ditawari pemeriksaan 'frozen section', yaitu mengambil benjolan di payudaranya, lalu langsung tumor itu diperiksa ahli patologi untuk menilai keganasannya. Kalau dinyatakan jinak, maka luka operasi langsung dijahit, tetapi kalau dinyatakan ganas, maka seluruh payudara yang sakit akan diangkat.
"Istri saya merasa hilang nilai kewanitaannya kalau buah dadanya diangkat, padahal dokter bedah tumor bilang nanti bisa diganti payudara implant oleh dokter bedah plastik setelah tumornya bersih."Kata suaminya sedih.
Si ibu selama dua tahun ini memilih pengobatan alternatif sana-sini dari cairan, ajian, sampai alat yang dipakaikan di payudara yang janjinya bisa menyembuhkan tanpa operasi, ternyata setelah sangat lemah dan akhirnya kembali ke rumah sakit, sudah stadium 4.
"Masih ada harapan, dok?"Tanya suaminya.
"Sabar ya,pak. Selalu ada harapan dan kita harus selalu berusaha, tetapi kondisinya saat ini memang parah."Kataku.
Dan setelah 3 hari tidak ada perkembangan, pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan menurut laporan teman sejawat disana akhirnya meninggal dunia setelah perawatan di ICU seminggu.
Kejadian kanker payudara sering terjadi pada wanita, bukan hanya yang punya 'bakat'/keturunan kanker atau suka makan yang mengandung zat karsinogenik seperti makanan berpengawet, zat-zat terftentu yang ditambahkan di makanan, tetapi juga pada beberapa wanita yang kabarnya hidup sehat.
Nah, konsep bahwa payudara adalah lambang kewanitaan yang paling berharga sebaiknya dihilangkan kalau sudah ada teraba benjolan yang ada beberapa bulan di payudara. Pemeriksaan mammografi dan FNAB (biopsi jarum halus) mungkin menolong sebagai penyaring, tetapi kalau mau yakin harus dilakukan potong beku ('frozen section').
Bila kanker payudara masih stadium 1 atau 2 masih bisa dilakukan operasi radikal dengan mengangkat payudara dilanjutkan kemoterapi dan radiasi, tetapi kalau sudah stadium 3 dan 4 biasanya tidak dioperasi lagi dan hanya dicoba kemoterapi atau hanya pengobatan suportif (pendukung kehidupan) saja.
Banyak pengobatan alternatif menawarkan cara-cara non operasi yang menarik dicoba oleh pasien kanker payudara, tetapi sebagian besar nanti saat ke rumah sakit ternyata sudah stadium lanjut. MUngkin juga ada yang berhasil sembuh, tetapi tidak terlaporkan di rumah sakit.
Jadi, kalau ada benjolan di payudara yang menetap, siap-siap untuk segala kemungkinannya, karena kalau operasi ditunda-tunda, dalam 1-2 tahun kanker itu akan menyebar kemana-mana.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H