[caption id="attachment_373128" align="aligncenter" width="544" caption="sumber: http://www.tribunnews.com/superball/2014/08/10/the-jak-tertib-firman-utina-acungkan-dua-jempol"][/caption]
Lepas sudah dahaga PERSIB selama 19 tahun menjuarai kasta tertinggi persepakbolaan tanah air, setelah malam ini 7 November 2014 pukul 18.30-21.30 lewat drama adu pinalti, kesebelasan ini mengalahkan PERSIPURA saat pinalti 5-3, setelah dalam waktu normal dan perpanjangan waktu hasilnya imbang 2-2.
Gol pertama PERSIPURA diciptakan Kabes menit 6, gol balasan PERSIB akibat gol bunuh diri Wanggai saat terjadi kemelut di depan gawang setelah tendangan bebas keras Firman Utina gagal dibendung dengan baik oleh Dede Sulaiman di menit-menit akhir babak pertama.
Babak kedua di menit 53 Ridwan mencetak gol bagi PERSIB dari sisi kanan memanfaatkan umpan trobosan Firman Utina yang 'cantik'.
Namun akibat terlalu menurunkan tempo permainan, Boaz bisa membalas di menit 79 memanfaatkan umpan manis Pugliara.
Babak perpanjangan waktu tidak ada gol tercipta dan di babak adu penalti Alom menjadi satu-satunya pemain yang gagal mencetak gol.
Peran kapten PERSIB Firman Utina sangat penting dalam lahirnya dua gol PERSIB, disamping beberapa pemain lainnya yang tampil ngotot.
Ini mungkin karena sang jendral lapangan tengah sudah sangat akrab dengan stadion Jakabaring yang pernah jadi tempatnya bermain kala memakai seragam Sriwijaya FC beberapa tahun lalu. Fisiknya termasuk luar biasa untuk yang berusia 33 tahun dimana cedera sangat rentan terjadi. Ini mungkin yang membuat sang pelatih Djajang Nurdjaman tidak memasukkan nama Firman di adu pinalti karena terlihat sangat kelelahan.
Secara keseluruhan PERSIPURA sebenarnya lebih menguasai pertandingan, pelatih Mettu Dwaramurry yang menggantikan Jacksen F Tiago dapat tetap menguasai pertandingan walau Bio Paulin dikeluarkan wasit di menit 44 akibat melanggar Ferdinand Sinaga.
Memang Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring lebih punya 'chemistry' dengan pemain-pemain PERSIB yang pernah 'manggung' disana, seperti Firman, Ridwan, Tantan.
Kepemimpinan wasit Prasetyo Hadi cukup baik dan secara keseluruhan ini memang final yang layak ditonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H