Sebagai pemuda yang hidup di zaman millineal, tentu akan lebih positif ketika mempunyai ghirah yang sama dengan para pelopor kebangkitan nasional. Penyaluran semangat itu tentu berbeda dengan para pemuda pada masa pra kemerdekaan. Pandangan mengenai pendidikan yang dijiwai effort pemuda dalam "menelanjangi" teknologi, tentu diharapkan melahirkan gaya baru dalam me-resolusi berbagai persoalan bangsa. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan mengambil etos pelopor kebangkitan nasional, bukan hanya sebatas mengikuti perkembangan teknologi daring maupun kecerdasan buatan di zaman revolusi industry 4.0. Hal yang terpenting adalah menanamkan effort dengan pembelajaran otodidak baik itu menggunakan jaringan internet ataupun tidak . Konsep otodidak merupakan solusi terbaik saat ini, dan konsep ini mewarisi semangat gerakan kepemudaan di masa lampau. Pemuda Indonesia mesti melatih diri agar tidak tergantung pada pembelajaran jarak jauh, melainkan belajar "membunuh" rasa malas dengan meningkatkan kreatifitas dan berfikir kritis.
Â
PEMUDA INDONESIA DAN UPAYA KELUAR DARI KERENTANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Sebelum dilanda wabah pandemi Covid-19, pada hakikatnya Indonesia termasuk negara yang rentan akan kemiskinan. Menurut laporan BPS pada Maret 2019, tercatat 9,41 persen angka kemiskinan di Indonesia. Salah satu faktornya disebabkan oleh persoalan upah. Hal ini sesuai dengan catatan Bappenas RI tahun 2019, bahwa pekerja pada sektor informal adalalah 57,27%, lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja pada sektor formal sebesar 42,73%. Kondisi ini diperparah dengan dampak pandemi Covid-19 yang meluluhlantahkan hamper semua sektor ekonomi. Prediksi pemerintah, jumlah pengangguran akibat dampak Covid-19 bisa mencapai 5.2 juta orang. Jika diperhatikan, di luar kondisi wabah Covid-19, Indonesia kesulitan dalam mengatasi problem kemiskinan, apalagi setelah "dihantam" wabah, sehingga jelas pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi yang kuat.
Jelas, peningkatan kemiskinan karena pengangguran akibat Covid-19 diperkirakan akan lebih dahsyat dibandingkan kenaikan tingkat pengangguran setelah krisis keuangan global 2009. Tak pelak, jika melihat pengalaman tahun 2009, tanpa adanya intervensi kebijakan yang ditargetkan, maka jelas kemungkinannya bahwa kaum muda akan lagi terkena dampak kemiskinan akibat resesi global. Hal ini akan meningkatkan proporsi jumlah orang muda menganggur dibandingkan dengan orang dewasa dikarenakan penyerapan pekerjaan yang lebih lambat terhadap kaum muda selama pemulihan akibat wabah Covid-19.
Terlepas dari itu, terdapat suatu peluang serta kesempatan yang bagus bagi kaum muda dalam menyikapi hal ini. Terlahir sebagai kaum millennial, generasi muda sekarang ini hidup dalam perkembangan ekonomi, sosial serta budaya berbasis big data dan dalam jaringan. Kaum muda Indonesia tentu tidak mau ketinggalan dalam menggunakan teknologi, terlebih di era revolusi digital ini (4.0 Revolution). Hal ini juga sesungguhnya sudah diingatkan oleh David Romer (1990), menurut teori pertumbuhan baru penduduk diharapkan mengusai perangkat teknologi, agar membantu bertinteraksi dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.Â
Tinggal bagaimana menanamkan kesadaran atas ketahanan ekonomi keluarga pada kaum muda. Upaya ini memerlukan usaha yang kuat dan berkelanjutan agar kaum muda dapat membangun kesadaran berketrampilan dan inovatif mengingat ancaman terhadap mata pencaharian saat sekaarang ini. Kesadaran kolektif pemuda Indonesia perlu ditumbuhkan dengan cepat untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan pada lingkup kelompok umur produktif. Semangat ini mesti diilhami dari semangat kebangkitan nasional. Dimana kala itu sebagian besar pemuda Indonesia dalam keadaan kurang beruntung secara ekonomi, namun mereka memiliki etos ingin memperbaiki nasib, mempunyai identitas kewarganegaraan serta hidup merdeka dalam suatu negara yang bernama Indonesia. Oleh karena itu dengan semangat yang sama, dalam upaya melawan dampak Covid-19, pemuda Indonesia harus menghadapi ancaman terhadap hilangnya mata pencaharian mereka. Langkah cepat dan terukur harus diambil oleh pemuda Indonesia dalam mengurangi dampak keuangan terhadap rumah tangga yang bersifat komprehensif serta untuk menjembatani kesenjangan yang diakibatkan oleh hilangnya pendapatan. Upaya kreativitas yang inovatif harus dilakukan oleh pemuda Indonesia sebagai salah satu solusi untuk pemulihan ekonomi mereka, setidaknya dalam rangka menghadapi pandemi hari ini.
 EPILOG
Pandemi Covid-19 berdampak cukup parah pada sektor ekonomi dan sosial pemuda yang ada di seluruh dunia. Pemuda tergolong pada kelompok yang  sangat rentan akibat gangguan pandemi ini. Selain kehilangan pekerjaan, peluang ekonomi, kesehatan dan pendidikan merupakan beberapa faktor yang jelas terdampak pada fase penting kehidupan mereka. Apalagi dengan fakta orang muda yang lebih cenderung menganggur atau dalam konteks di Indonesia cenderung menjadi pekerja outsourching, membuat mereka rentan terhadap pengaturan kerja bahkan hingga PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Kondisi inilah yang membuat mayoritas pekerja muda tidak memiliki perlindungan sosial yang layak atau tidak memadai. Pada saat yang bersamaan, orang-orang muda sebenarnya mampu merespons atas kondisi krisis yang mereka hadapi. Melalui berbagai macam gerakan, diantaranya tuntutan terhadap perlindungan kesehatan masyarakat, perbaikan birokrasi pelayanan publik, kesukarelaan, dan berbagai macam kreativitas inovasi. Semangat inilah yang secara harakah (movement) semestinya mengambil inspirasi dari gerakan kebangkitan Nasional.
Kaum muda Indonesia tentu diharapkan mengambil suatu kunci harakah yang berbeda dengan pemuda lain di dunia. Keunggulan pemuda Indonesia dengan jumlah yang cukup besar, melebihi rata-rata jumlah pemuda yang ada di negara lain di dunia. Pemuda Indonesia diharapkan mampu membuktikan effort dan etos di tengah pandemi ini, dengan tetap sebagai kontributor utama dari bonus demografi Indonesia. Diharapkan pemulihan inklusif dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's) selama periode aksi dalam melawan pandemi Covid-19 ini terus terjaga. Pemuda Indonesia diharapkan untuk terus berpacu dalam merespons pemulihan ekonomi dan kesejahteraan dalam melindungi hak-hak asasi manusia bagi keberlangsungan kemajuan semua anak muda Indonesia. Sekarang saat paling tepat bagi pemuda Indonesia untuk melakukan perjuangan dalam melindungi negara tercinta dan sebagai relawan yang kuat dalam memutus mata rantai pandemi Covid-19.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI