Mohon tunggu...
kknmit18posko141
kknmit18posko141 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

KKN Desa Kebonharjo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kunjungan Edukatif Posko 141 KKN MIT 18 Tematik UIN Walisongo ke Pabrik Roti Nuk Desa Kebonharjo Kabupaten Kendal

30 Juli 2024   09:19 Diperbarui: 30 Juli 2024   09:23 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendal, 22 Juli 2024- Dalam rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), posko 141 KKN MIT 18 Tematik dari UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke pabrik produksi Roti Nuk di Kendal tepatnya di Desa Kebonharjo. Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi kami para mahasiswa untuk belajar langsung tentang proses produksi roti yang telah legendaris sejak tahun 1955 dari generasi pertama, hingga sekarang generasi ke-3.

Para mahasiswa disambut dengan hangat oleh pemilik pabrik. Mereka diajak untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah Roti Nuk yang dimulai sejak tahun 1955. Tradisi turun temurun ini masih tetap dijaga, memastikan setiap roti yang diproduksi tetap mempertahankan cita rasa khas yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Selama kunjungan, mahasiswa menyaksikan dan mempraktekan langsung proses produksi Roti Nuk yang dilakukan dengan teliti. Setiap kali produksi, sebanyak 65 kg tepung diolah bersama bahan-bahan berkualitas seperti gula, telur, dan pengembang (fermipan). Produksi dilakukan sesuai dengan pesanan, yang bisa mencapai 1-2 kali dalam seminggu. Proses ini memastikan bahwa roti yang dihasilkan selalu segar dan berkualitas tinggi.

Mahasiswa juga diajak untuk memahami sistem penjualan Roti Nuk yang fleksibel. Roti ini dijual dengan cara didistribusikan ke penjual di pasar atau berdasarkan pesanan langsung dari pelanggan. Harga roti bervariasi, mulai dari 800 rupiah hingga 18.000 rupiah, tergantung pada ukuran dan bahan yang digunakan. Harga bisa berubah sesuai dengan harga bahan baku dan permintaan pelanggan.

Nama "Roti Nuk" sendiri menarik perhatian para mahasiswa. Roti ini awalnya berasal dari Cirebon dan diberikan nama Nuk karena bentuk roti yang menuk-menuk seperti bokong. Keunikan ini menambah daya tarik tersendiri bagi para pelanggan dan membuat Roti Nuk mudah dikenali dan diingat.

Pemilik pabrik juga berbagi tentang kesuksesan Roti Nuk yang mencapai omzet rata-rata 15 juta rupiah per bulan. Dari kunjungan ini mahasiswa belajar bahwa keberhasilan ini bukan hanya karena kualitas produk, tetapi juga karena kemampuan untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan pelanggan, serta inovasi yang terus dilakukan tanpa mengorbankan tradisi.

Kunjungan ini memberikan banyak wawasan dan inspirasi bagi mahasiswa KKN MIT 18  Tematik UIN Walisongo. Mereka pulang dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga tradisi sambil terus berinovasi, serta bagaimana mengelola bisnis dengan efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar. Kunjungan ini tidak hanya menambah ilmu, tetapi juga memotivasi mereka untuk menerapkan pelajaran yang didapat dalam kegiatan KKN dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun