Mohon tunggu...
Fahmi Wahyu Bahtiar
Fahmi Wahyu Bahtiar Mohon Tunggu... -

Nomaden

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kue Eropa di Bumi Nyiur Melambai

6 Februari 2014   10:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Di Timur Indonesia tersaji sebuah kue bercita rasa dan presentasikhas Eropa. Warisan kolonial yang menyempurnakan lidah para pencari kuliner yang melancong ke Manado. Klappertaart, meninggalkan kesan kebangsawanan Eropa bagi para penikmatnya.

Mengudara selama tiga jam dari Jakarta dengan jarak sekitar 2200 kilometer, serta melintasi birunya lautan diantara Pulau Jawa, kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Menjelang mendarat di Bandara Sam Ratulangi, mengintip dari kaca pesawat,pesona indahnya kota di utara Indonesia itu sudah menggoda. Saat moncong pesawat berkelok diatas pegunungungan, mengarah laut, penumpang akan disambut patung Yesus yang menjulang tinggi dan besar. Selamat datang di Bumi Nyiur Melambai!

Kawanua, sambutan khas masyarakat Manado kepada para pelancong yang datang. Kawanua sendiri memiliki arti yang mulia dalam silaturahmi yang erat ”kita semua bersaudara”. Mari tinggalkan bandara, Menuju pusat kota, cukup naiktaksi atau sewa minibus-Daihatsu seharga Rp50-60 ribu. Tiga puluh menit perjalanan melintasi jalan yang lebar nan mulus, kanan-kiri ditumbuhi pepohonan yang rindang. Lepas semua penat kemacetan yang selalu terhampar di Ibukota Jakarta.

Langkah berikutnya, memilih penginapan yang nyaman untuk mengistirahatkan badan yang jet lag. Sampai di pusat kota, deretan hotel menjulang di sepanjang jalan, pilihlah sesuai isi kantong. Manado memang sudah menjadi tujuan para pelancong, ini bisa dilihat dengan nama-nama hotel mulai dari yang mencirikan kepemilikan lokal hingga nama yang sudah sering ditemui di Jakarta ada disana. Rata-rata sewa hotel di Manado seharga Rp400-800 ribu per malam.

Bukan rahasia lagi, tujuan pelancong bertandang ke Manado untuk menikmati pemandangan nan eksotis bawah laut Bunaken. Bunaken sudah terkenal ke seantero dunia. Menyelam lalu bercengkrama dengan ikan-ikan kecil. Aneka terumbu karang memanjakan mata. Itulah surga bagi para penyelam yang ada di Teluk Manado.

Lepas menyelam, kita melipir mencicipi kuliner khas Manado dengan cita rasa Negeri kincir Angin. Kueini diwariskan di masa kolonial, selama berabad-abad dilestarikan oleh masyarakat lokal. Namanya tak berubah sejak kedatangannya dibawa oleh meneer Belanda, tetap klappertaart. Kini, klappertaart menjadi buah tangan khas yang harus dibawa dari Manado.

Mari kita lihat racikan dapurnya. Adonannya diracik dari tepung terigu, custard, maizena, susu, mentega, dan telur. Adonan itu lalu dicampur dengan kelapa muda. Konon, kelapa muda yang tumbuh di tepi pantai lebih lezat sebagai campurannya. Kemudian adonan dipanggang dengan suhu 100-150 derajat celcius. Ukuran matangnya dilihat dari perubahan warna adonan menjadi merah dan bentuknya menyembul keras.

Masyarakat lokal terus berimajinasi untuk mengadaptasi klappertaart sehingga sajiannya tidak membosankan. Kreasi cerdas tersaji dalam mencampur bahan lain seperti keju dan kismis, serta memasukkan rasa tradisional, serbuk kayumanis dan kacang kenari. Topping-nya tak dibiarkan polos, sebagai pemanis ditaruh strawberry dan cerry.

Toko-toko kue di sepanjang Kota Manado sebagian besar menjajakan klappertaart. Tampilan toko dengan kaca-kaca besar yang transparan membuat mata para calon pembeli bisa melihat langsung dari luar. Di dalam toko, klappertaart disimpan dalam lemari pendingin. Klappertaart disajikan dalam wadah plastik ada yang berbentuk kotak dan bulat yang dilapisi alumunium foil dan ditutup plastik transparan. Biasanya klappertaart dijual dalam tiga ukuran mulai dari kecil, sedang, dan besar. Ada juga yang dijual dalam ukuran cup. Dengan kisaran harga mulai Rp20 ribu hingga Rp150 ribu. Aneka rasa yang ditawarkan, seperti original, capucino, mocca, dan durian. Yang terakhir harganya agak mahal.

Mari kita menguji kenikmatan rasa klappertaart. Lebih enak dinikmati dalam keadaan dingin, sedoklah sedikit demi sedikit klappertaart. Saat masuk ke dalam mulut, lidah langsung disusupi rasa dingin dan gurih yang berasal dari kelapa muda. Lembut saat dikunyah, mudah meleleh-bisa di-emut bercampur variasi rasa mocca, capucino, keju, durian dan kayu manis serta kacang kenari menambah sensasi rasa lokal sebelum meluncur ke tenggorokan. Lekker! Begitulah jika meneer Belanda menikmatinya sekarang.

Saat pulang tentu kita ingin memboyongnya sebagai buah tangan untuk teman atau keluarga. Perlu diketahui, klappertaart daya tahannya kurang dari 6 jam jika diluar lemari pendingin. Oleh karena itu, belilah satu jam sebelum penerbangan. Atau apabila pulang dengan penerbangan pagi dan tokonya belum ada yang buka, dan  pembelian dilakukan sehari sebelumnya maka simpanlah klappertaart di lemari pendingin hotel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun