Liburanku di Bali adalah pengalaman yang tak terlupakan. Liburan di Bali selalu menjadi impian banyak orang, dan kali ini aku dan keluargaku berkesempatan untuk merasakannya sendiri. Sejak pertama kali tiba di Bandara Ngurah Rai, aku sudah disambut dengan udara hangat dan pemandangan yang menakjubkan. Bali selalu terkenal dengan pantainya yang indah, budaya yang kaya, dan keramahan penduduk lokalnya.
Tanteku tinggal di Bali, jadi kami tinggal di rumah tanteku selama liburan, kami tidak perlu khawatir soal penginapan. Selain lebih hemat, menginap di rumah tante juga membuat suasana liburan kami semakin hangat dan akrab dan petualangan pun dimulai.
Bali memiliki asal usul yang kaya, berasal dari pengaruh budaya Austronesia yang datang sekitar 2000 SM. Pulau ini berkembang dengan budaya Hindu-Bali yang unik setelah kedatangan agama Hindu dari India pada abad ke-1 Masehi.
Bali yang sering dijuluki sebagai Pulau Dewata, menawarkan segala sesuatu yang dapat memanjakan indera. Dari pantai yang mempesona, gunung berapi yang menjulang, hingga pura-pura yang sarat dengan sejarah dan spiritualitas.
Pada hari pertama aku dan keluargaku langsung menuju destinasi pertama Pantai Kuta. Begitu sampai di sana, aku langsung terpesona dengan keindahan pantainya. Air laut yang biru dan ombak yang memecah dengan lembut di pantai membuat suasana semakin menenangkan.
Aku berjalan sepanjang pantai, menikmati angin sepoi-sepoi, dan berbaur dengan para wisatawan yang juga menikmati suasana. Di sore hari, saat matahari mulai terbenam, aku menyaksikan pemandangan sunset yang luar biasa. Warna langit yang berubah menjadi oranye kemerahan memberikan kesan yang tak bisa dilupakan.
Setelah puas menikmati suasana pantai. Aku dan keluargaku melanjutkan perjalanan menuju tempat makan yang sudah aku tunggu-tunggu, yaitu Jimbaran.
Di Jimbaran aku dan keluargaku mencari restoran seafood yang terkenal dengan hidangan segarnya. Restoran ini menawarkan konsep unik: kita bisa memilih sendiri seafood yang ingin dimakan kemudian seafood tersebut dimasak dan langsung disajikan di meja. Selain itu, aku juga menikmati Falala Chocolate yang terkenal di Bali.
Aku dan keluargaku melanjutkan perjalanan ke salah satu tempat yang menyenangkan untuk para penggemar manisan yaitu Candylicious. Tempat ini adalah surga bagi siapa saja yang suka dengan permen dan cokelat. Begitu memasuki toko aku disambut oleh berbagai macam permen berwarna-warni yang menghiasi rak-rak besar. Ada permen lollipop raksasa, cokelat praline, hingga permen karet dengan berbagai bentuk lucu.
Keesokan harinya aku dan keluargaku melanjutkan perjalanan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK). Sebuah taman budaya yang terkenal dengan patung raksasa Garuda Wisnu Kencana. Patung ini merupakan salah satu patung tertinggi di dunia, dengan ketinggian mencapai 121 meter.
Ketika pertama kali melihat patung raksasa itu, aku dan keluargaku semua ternganga. Suasana di GWK sangat magis dengan pemandangan kota Bali yang terbentang luas di bawah kakiku. Tidak hanya patungnya yang mengesankan tetapi juga keindahan alam di sekelilingnya membuat saya merasa seperti berada di tempat yang istimewa.
Pagi berikutnya aku dan keluargaku mengunjungi Tanah Lot. Salah satu objek wisata paling terkenal di Bali. Pura Tanah Lot terletak di atas batu karang besar yang menjorok ke laut.
Sesampainya di sana aku berjalan melewati jalan setapak yang dihiasi dengan pepohonan tropis yang rimbun. Di depan pura ombak laut yang besar terus memecah di sekitar batu karang menciptakan suara yang menenangkan.
Pemandangan laut yang luas dipadukan dengan keindahan pura yang berdiri kokoh di atas batu karang memberikan suasana yang penuh kedamaian. Tak lama setelah itu matahari mulai terbenam, menciptakan langit yang dihiasi dengan warna oranye, merah, dan kunir yang memukau. Rasanya pengalaman ini benar-benar membawa saya lebih dekat dengan alam dan budaya Bali yang begitu kental.
Saat aku berada di Tanah Lot, aku juga menyaksikan pertunjukan Tari Kecak yang menakjubkan di sana.
Di tengah-tengah pertunjukan, aku melihat sosok Hanoman yang memerankan peran penting dalam cerita, dan yang lebih menakjubkan lagi, api yang menyala menambah dramatisasi suasana, membuat pengalaman tersebut semakin mengesankan.
Hari keempat aku dan keluarga menuju Ubud, pusat seni dan budaya Bali. Di sini aku mengunjungi beberapa tempat menarik seperti Monkey Forest dan pasar seni Ubud.
Di Monkey Forest aku melihat banyak monyet yang bebas berkeliaran dan berinteraksi dengan pengunjung. Taman ini penuh dengan pohon-pohon besar dan patung-patung kuno, menciptakan suasana yang sangat damai dan alami.
Hari terakhir di Bali aku dan keluargaku memilih untuk mengunjungi Desa Penglipuran. Sebuah desa tradisional yang terletak di kawasan Bangli, Bali. Desa ini terkenal dengan keasrian alamnya dan kehidupan masyarakatnya yang masih sangat menjunjung tinggi tradisi.
Rumah-rumah penduduk yang dibangun dengan arsitektur khas Bali dan jalan-jalan desa yang rapi dan bersih menciptakan suasana yang damai. Di sepanjang jalan terdapat taman-taman yang tertata dengan indah dengan pemandangan pegunungan yang menyejukkan mata.
Desa Penglipuran memberikan kesan mendalam akan bagaimana tradisi dan alam bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Â
Liburanku di Bali memberikan banyak pengalaman berharga yang tak akan mudah aku lupakan. Bali bukan hanya tentang pantai dan keindahan alamnya tetapi juga tentang budaya yang begitu kuat dan kehidupan masyarakat yang penuh kehangatan.
Sebelum aku dan keluargaku kembali ke Padang Panjang, aku dan keluarga memutuskan untuk mampir ke Krisna Bali untuk membeli oleh-oleh. Krisna Bali adalah salah satu tempat yang terkenal di Bali untuk membeli berbagai macam cendera mata, makanan khas, dan barang-barang unik yang bisa dibawa pulang. Kami sengaja memilih tempat ini karena banyak pilihan oleh-oleh yang berkualitas dan harga yang cukup terjangkau.
Sesampainya di sana, suasana toko langsung terasa ramai dan penuh dengan berbagai barang yang menarik. Kami pun mulai menjelajahi setiap bagian, mulai dari makanan khas Bali seperti pie susu, keripik tempe, hingga kain batik Bali yang indah. Aku dan orang tua lebih fokus pada makanan dan kerajinan tangan. Aku  juga membeli kopi Bali yang terkenal dan beberapa produk kerajinan yang bisa dijadikan hadiah untuk keluarga di Padang Panjang.
Setelah selesai berbelanja aku merasa senang karena bisa membawa pulang berbagai oleh-oleh khas Bali sebagai kenang-kenangan. Akhirnya aku dan keluargaku pun melanjutkan perjalanan pulang ke Padang Panjang dengan hati yang senang dan penuh kenangan indah dari liburan di Bali.
Setiap tempat yang aku kunjungi dari Pantai Kuta yang ramai hingga Desa Penglipuran yang damai, memberikan cerita dan kesan yang berbeda, namun semuanya menyatu dalam harmoni yang sempurna. Bali benar-benar pulau yang memiliki segalanya, dan aku merasa beruntung bisa menghabiskan waktu di sana, menikmati setiap detiknya.
Aku meninggalkan Bali dengan hati yang penuh kebahagiaan, dan dengan harapan suatu saat bisa kembali lagi ke pulau yang indah ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI