Jakarta, - Bjorka Belakangan ini memang sedang disorot publik lantaran dirinya doyan bongkar data rahasia pejabat tinggi negara indonesia. Ahmad hady surya Ketua umum APROGSI ASOSIASI PROGRAMMER INDONESIA menilai sistem pengamanan data di Indonesia masih sangat lemah dan buruk. Pernyataan itu disampaiakan oleh hady di akun media sosialnya instagram @hbesar.id. menanggapi serangkaian pembobolan data pribadi masyarakat diberbagai daerah akhir-akhir ini.
"Artinya sistem pengamanan data indonesia sangat buruk dan lemah, dengan sangat mudah ada data-data sensitif bisa keluar."Ujar Ahmad hady Surya ketua umum APROGSI , (Kamis 15 September 2022).Â
hady sendiri mengungkapkan peretasan data masyarakat yang tersimpan oleh perusahaan, lembaga hingga kementrian bukan hal baru di dunia keamanan siber.
Data yang diretas, menurut ketua umum Asosiasi Programmer Indonesia 2022 - 2027 ini , bukan merupakan data baru, karena proses peretasan  data dilakukan dalam waktu yang lama bahkan 1 s/d 2 tahun yang lalu.
"sebetulnya proses terjadi peretasan, pengambilan data dari berbagai sumber itu bisa dikompilasikan. Artinya semua data yang tadi disebutkan bukan data baru" kata hady".
Dirinya menjelaskan bahwa hacker atau peretas bekerja secara berjenjang dan penuh kesabatan. Menurut hady hacker turut melakukan analisa dan kroscek data untuk memastikan keabsahan data dari berbagai sumber manapun.
di akun instagram pribadinya @hbesar.id hady juga menjelaskan bagaimana para hacker menjual data-data sensitif ini dan bagaimana cara mereka meretas data hingga mengetahui NIK seseorang berbekal nama .
"Bukan data yang baru diretas, sudah diretas. Karena karakter peretasan tak seketika. Dia selalu bertambah dan berjenjang. Kita bilang peretas itu manusia paling sabar. Mereka sabar sekali meretas itu, dia lihat celah dengan data yang dia miliki dengan data lain"jelas @hbesar.id /Ahmad hady surya.
Seperti diketahui, Indonesia kembali digemparkan kasus kebocoran data. kali ini, data 1,3 miliar nomor telepon seluler di Indonesia yang di duga bocor dan dijual belikan di sebuah forum online "darkweb dan breached forum".
Dugaan kebocoran data tersebut terungkap dari unggahan seorang anggota Breached, Bjorka pada 31 Agustus 2022 lalu.
Unggahan diawali dengan logo Kementrian Kominfro dan narasi Kewajiban registrasi kartu SIM prabayar di Indonesia yang dimulai pada 31 Oktober 2017.Â
Bjorka kemudian mengklaim memiliki data 1.304.401.300 nomor ponsel pengguna indonesia. Sebelumnya, sebanyak 105 juta data kependudukan warga Indonesia diduga bocor lagi.
Data 105 juta penduduk itu bahkan dijual belikan di forum online "darkweb dan lainnya". Data itu berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Data kependudukan yang diduga bocor itu dijual oleh anggota forum dengan user "BJORKA" dalam sebuah unggahan di situs Breached Forum berjudul " INDONESIA CITIZENSHIP DATABASE FROM KPU 105M" (DATABASE KEPENDUDUKAN INDONESIA DARI KPU 105 JUTA). (miftahul kompasiana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H