Mohon tunggu...
Poppy Yulia Firnanda Putri
Poppy Yulia Firnanda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

NIM 152111913010

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Culture Shock Jadi Anak Rantau

12 Juli 2022   21:13 Diperbarui: 22 Februari 2023   04:24 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teman baru di kampus. (Dok. Pixaby/Prostock-Studio via kompas.com)

Hal keempat, tentang air yang ada disana. Dikost tempat saya airnya biasa seperti sumur di rumah saya. Namun, ternyata terdapat perbedaan-perbedaan air tiap rumah. 

Saya pernah kaget waktu riset door to door ke rumah warga yang ada di pedesaan, dimana mereka memakai air untuk mandi yang berasal dari tambak. 

Mungkin maksud dari tambak tersebut bukan tambak ikan, melainkan seperti waduk buat menampung air yang disalurkan ke beberapa rumah. 

Dan saat saya dirumah teman saya air yang digunakan juga berbeda, berbau sangat khas. Namun, untuk masyarakat pedesaan masak dan minum membeli air dari PDAM.

Hal kelima, bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Sebagai anak rantau, tentu saja saya harus berhemat, apalagi makanan dan bahan apapun yang ada disana termasuk mahal menurut saya. 

Untuk menghemat hal tersebut, saya terkadang membeli bahan makanan untuk dimasak sendiri di pasar. 

***

Akan tetapi, pasar yang ada disana sangat kecil dan bukan pasar besar, hanya ada beberapa penjual saja. Untuk bahan makanan saya biasa membeli di pasar dengan harga yang menurut saya lebih mahal dari daerah saya. 

Selain bahan makanan, bahan kebutuhan sehari-hari seperti shampo, sabun, dll di sana juga berbeda jauh. Hal ini membuat saya dan sebagian teman-teman saya memilih untuk membawa kebutuhan tersebut dari rumah.

Bagaimana kok bisa bawa dari rumah? Jadi, sewaktu pulang ke rumah di waktu ada libur dan kembali ke kost membawa bahan apapun yang habis. Hal ini guna untuk meminimalisir pengeluaran yang tidak terduga.

Itu semua merupakan culture shock saya menjadi anak rantau. Mungkin masih banyak lagi, tapi saya lebih menekankan ke hal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun