Mohon tunggu...
poppy puspitasari
poppy puspitasari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Mesin

Saya merupakan seorang dosen yang memiliki hobi kulineran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Sukses Meningkatkan Semangat Belajar Anak dengan Permainan "Petak Pintar"

22 Agustus 2022   20:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   21:06 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan anak usia 0 sampai 6 tahun (Syarifuddin & et al, 2011). Berdirinya lembaga PAUD membuktikan bahwa kita kecil dan pendidikan sangat penting. Hal ini karena anak usia dini  atau sering disebut dengan golden age. 

Pada masa ini otak anak tumbuh sangat pesat (Fauziddin & Mufarizuddin, 2018). 80% otak anak sudah berfungsi, masing-masing ditandai dengan perubahan perkembangan dalam berbagai dimensi seperti fisik, motorik dan bahasa. Aspek kognitif, sosial, emosional, moral, agama, dan seni.

Aspek kognitif merupakan salah satu bagian dari aspek perkembangan anak yang harus distimulus secara terus menerus, contohnya adalah perkembangan kemampuan berhitung. Menurut Mohhamad Zain dalam Siwi Puju Astutu Kemampuan (ability) adalah kesanggupan, kecakapan kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Jadi, kemampuan berhitung permulaan adalah kesanggupan anak dalam hal berhitung. 

Dalam pembelajaran anak TK, kemampuan matematika yang diajarkan tidaklah sulit seperti anak-anak yang berada dijenjang lebih diatasnya. Adapun kemampuan matematika anak usia dini yang dapat diajarkan kepada anak adalah konsep angka, pola hubungan dan hubungan, hubungan geometi dan ruang, pengukuran, pengumpulan, pengaturan dan tampilan data.

Mengembangkan kemampuan berhitung dan agama permulaan seperti pengenalan huruf hijaiyah dalam dunia anak-anak tentu bukan hal yang mudah, karena seperti yang diketahui bersama bahwasannya guru harus memberikan pengajaran sambil bermain. 

Karena dengan bermain anak-anak akan senang dan tanpa sadar mereka sedang belajar. Guru TK tidak mungkin menjelaskan berhitung permulaan hanya dengan menggunakan media papan tulis dan kapur tulis saja. 

Hal ini akan membuat anak-anak akan mudah bosan dalam menerima ilmunya. Karena pada kenyaatannya bahwa di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 16 Kota Malang seringkali pemberian pelajaran atau materi dalam aspek kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B kurang menarik. 

Ada beberapa penyebab mengapa hal ini sering terjadi, seperti penyajian pembelajaran yang kurang menarik, dan alat peraga yang sangat minim, anak-anak hanya mengerjakan berupa lembar kerja (LK). Sehingga dalam kegiatan pembelajaran anak didik cenderung bosan dan akibatnya menyepelehkan pelajaran.

Maka dari itu, guna meminimalisir hal tersebut, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Malang yang di-Ketua-i oleh Ibu Rr. Poppy Puspitasari, S.Pd., M.T., Ph.D dan 2 anggotanya, yaitu Ibu Avita Ayu Permanasari, S.T, M.T dan Ibu Riana Nurmalasari, S.Pd., M.Pd beserta 2 orang mahasiswa dan 1 asisten penelitian, bekerja sama dengan pihak TK 'Aisyiyah Bustanul Athfal 16 Kota Malang. 

Untuk menstimulus kemampuan berhitung permulaan ini salah satunya dengan cara membuat alat permain edukatif (APE). 

Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. APE bisa dibuat dari permainan tradisional. Seperti permainan tapak gunung atau engklek yang dapat dimodifikasi dengan memberikan kantong disetiap petaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun