[Jeruksawit, 21/08/2023] - Dalam rangka mendorong praktek pertanian berkelanjutan dan pemanfaatan lahan sempit, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) MBKM 196 UNS dengan bangga mengumumkan kegiatan sosialisasi yang revolusioner. Kegiatan ini diarahkan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan lahan terbatas secara efektif melalui teknik akuakultur, vertikultur, dan transformasi limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC) yang bernilai tinggi.
Dalam era di mana lahan pertanian semakin berkurang, memaksimalkan pemanfaatan lahan menjadi kunci keberlanjutan pangan dan lingkungan. Tim KKN MBKM 196 UNS telah merancang dan mengimplementasikan program sosialisasi yang menyajikan konsep-konsep inovatif ini kepada anggota Dasa Wisma Dusun Jurangkambil dan anggota Wanita Kelompok Tani yang memiliki lahan terbatas.
Salah satu fokus utama adalah teknik akuaponik, di mana air digunakan sebagai media untuk menumbuhkan tanaman dan ikan secara bersamaan. Teknik ini tidak hanya memaksimalkan penggunaan lahan, tetapi juga menciptakan simbiosis mutualisme antara tanaman dan ikan yang menguntungkan kedua belah pihak. Ide dasarnya adalah mengambil manfaat dari hubungan alami antara ikan, bakteri, dan tanaman untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Cara Kerja Akuaponik:
- Ikan sebagai Sumber Nutrisi: Ikan menjadi elemen penting, dimana mereka menghasilkan kotoran (urin dan feses) yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh.
- Siklus Nitrogen: Bakteri-bakteri yang hidup di dalam media tanam dan di dekat akar tanman memainkan peran kunci dalam mengubah kotoran ikan menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman. Proses ini disebut siklus nitrogen. Bakteri mengubah amoniak dari kotoran ikan menjadi nitrat yang merupakan sumber utama nutrisi bagi tanaman.
- Tanaman menyaring air: Akar tanaman menyerap nutrisi dari air, yang pada gilirannya membersihkan air yang baik untuk ikan. Ini adalah siklus air yang berkelanjutan.
Keuntungan Akuaponik:
- Hemat Air: Akuaponik membutuhkan lebih sedikit air dibandingkan metode pertanian konvensional karena air digunakan secara berulang kali dalam sistem.
- Produksi Ganda: Dalam satu sistem, dapat diperoleh hasil panen ikan dan tanaman yang meningkatkan efisiensi pertanian.
- Ramah Lingkungan: Akuaponik mengurangi limbah pertanian, karena nutrisi yang tidak digunakan oleh tanaman diambil oleh ikan, hal ini menjadikan akuaponik lebih ramah lingkungan.
Selain itu, praktek vertikultur juga diintegrasikan dalam kegiatan ini. Konsep vertikultur memungkinkan tanaman ditanam secara vertikal, mengurangi jejak lahan yang diperlukan. Metode ini tidak hanya hemat ruang, tetapi juga membantu dalam menjaga kelembapan dan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman.
Langkah-langkah untuk melakukan vertikultur mencakup:
- Pilih Wadah Vertikal: Pada kegiatan ini digunakan pipa PVC yang dilubangi sisi-sisinya menggunakan gergaji, lalu dipanaskan sesaat hingga pipa bisa dibentuk menggunakan botol kaca. Selain itu juga digunakan galon bekas yang berfungsi sebagai dudukan wadah vertikal.
- Isi dengan Media Tanam: Isi wadah dengan media tanam seperti campuran tanah, kompos, dan sekam. Pastikan media yang digunakan memiliki kualitas yang baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
- Tanam Sayuran: Untuk ini dapat menggunakan bibit sayuran ataupun tanaman yang dapat langsung dipindahkan ke media. Pada kegiatan ini digunakan tanaman seledri yang sudah ada di pekarangan.
- Perawatan: Air dan pupuk disalurkan ke tanaman secara teratur dengan cara menyiramkannya dari atas media sehingga nutrisi yang dibutuhkan tanaman dapat mengalir ke bawah dan mengenai akar seluruh tanaman pada media. Pastikan tanaman mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
Keuntungan Vertikultur:
- Penghematan Ruang: vertikultur memungkinkan untuk menanam lebih banyak tanaman dalam ruang yang terbatas.
- Penghematan Air: Sistem penyiraman pada vertikultur mengurangi pemborosan air, karena air disalurkan langsung ke akar tanaman.
- Mengurangi Hama dan Penyakit: Ketinggian tanaman dalam vertikultur dapat mengurangi risiko serangan hama dan penyakit tanaman.
- Mempercantik Pekarangan: Wadah vertikal dapat digunakan untuk mendekorasi dan menghias ruangan dengan tanman hijau yang cantik.
- Pemanenan Mudah: Pemanenan tanaman dalam vertikultur lebih mudah karena tanaman berada pada tingkat mata.
Dalam upaya untuk mengurangi limbah rumah tangga dan sekaligus menciptakan sumber daya bernilai, tim KKN juga mengajarkan cara mengubah limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair. Dengan melakukan hal ini, masyarakat dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak lingkungan negatif dan sekaligus menghasilkan pupuk yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Langkah-langkah dalam Pembuatan POC:
- Kumpulkan Limbah Organik: Limbah organik yang dikumpulkan seperti sisa makanan, daun kering, dan sisa-sisa tanaman dari kebun atau taman. Agar lebih mudah terurai, limbah organik dapat dipotong kecil-kecil terlebih dahulu. Hindari limbah berminyak atau berlemak.
- Campur dengan Air Cucian Beras: Tempatkan limbah organik dalam wadah tertutup atau komposer. Tambahkan air cucian beras untuk meningkatkan kelembaban, selain itu juga mengandung nutrisi yang berguna bagi mikroorganisme pembusuk.Â
- Tambahkan EM4: Takaran yang digunakan yaitu 10-20 ml untuk setiap 1 liter air cucian beras. EM4 ini merupakan mikroba efektid yang digunakan untuk mempercepat proses fermentasi. Tambahkan EM4 ke dalam air cucian beras.
- Campur dengan Molase: Tambahkan molase atau gula alami ke dalam campuran sebagai sumbe renergi untuk mikroorganisme. selama proses fermentasi. Adapun takaran yang digunakan yaitu 20-30 ml untuk setiap 1 liter air cucian beras yang digunakan.
- Fermentasi: Tutup wadah dengan kain untuk memungkinkan sirkulasi udara, dan biarkan campuran fermentasi selama beberapa minggu hingga menjadi pupuk organik cair (POC).
- Saring dan Pakai: Setelah proses fermentasi selesai, saring cairan tersebut untuk menghilangkan sisa-sisa padat. Pupuk organik cair siap digunakan pada tanaman.
- Sisa padatan: Sisa padat yang dihasilkan dari pembuatan POC dapat ditimbun dan digunakan sebagai pupuk kompos.
Keuntungan POC:
- Mengurangi Limbah: Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair membantu mengurangi limbah dapur dan memberikan dampak positif pada lingkungan.
- Pupuk Organik Berkualitas: pupuk organik cair yang dihasilkan kaya akan nutrisi dan mikroorganisme naik, yang dapat meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman.
- Hemat Biaya: Tidak perlu lagi membeli pupuk kimia dan sekaligus menciptakan sumber pupuk organik secara mandiri.
- Tanaman Lebih Sehat: Penggunaan pupuk cair organik dapat meningkatkan kesehatan tanaman, mengurangi risiko penyerangan hama, dan meningkatkan hasil panen.
- Mendukung Pertanian Organik: Pupuk organik cair mendukung praktik pertanian organik yang ramah lingkungan dan sehat.
Kegiatan sosialisasi ini disambut dengan antusias oleh masyarakat setempat. Melalui penguatan pengetahuan dan keterampilan, diharapkan para peserta dapat menerapkan konsep-konsep ini secara berkelanjutan dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Tim KKN MBKM 196 UNS akan terus mendukung pelaksanaan dan pengembangan lebih lanjut dari praktik inovatif ini.
Dengan keberhasilan dan potensi dampak positif yang dimiliki oleh kegiatan ini, UNS dan tim KKN berkomitmen untuk terus mendorong inisiatif-inisiatif sejenis dalam rangka mencapai pertanian yang berkelanjutan dan menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut, harap menghubungi:
Instagram: @kkn196gondangrejoÂ
KKN MBKM 196Â
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H