Marginalisasi adalah tersingkirnya perempuan karena tidak kaum mendapatkan sesuatu, misalnya pekerjaan ataupun pendidikan. Keadaan tersebut tergambar dalam novel The Chronicle of Kartini.
Subordinasi adalah dibatasinya perempuan hanya pada aktivitas tertentu dan dinilai rendah. Anggapan bahwa perempuan itu irasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, sehingga perempuan hanya berhak melakukan pekerjaan di dalam rumah, tidak di luar rumah yang kegiatannya memerlukan rasionalitas. Hal tersebut terdapat pada penggalan cerita dalam novel The Chronicle of kartini, di dalam suratnya kepada Van Kol Kartini mengungkapkan ketertindasannya. Ketertindasan kaum perempuan ningrat yang ditakdirkan hanya untuk berada di dalam rumah.
"Karena aku hanya seorang perempuan, Meneer, takdir seorang perempuan hanya berada di dalam rumah, memasak, melayani suami kelak, memoles diri, hanya bergolek-golek di ranjang dan menghabiskan diri dalam lamunan sampai ajal datang menjemput," kata Kartini begitu pasrah." (The Chronicle of Kartini: 267-268).
DAFTAR PUSTAKA
Lindayani, L. R. (2024). BAB I SASTRA DAN IDENTITAS PEREMPUAN. Sastra dan Identitas Perempuan.
Putra, W. H., & Wijayanti, L. M. (2021). Makna Perempuan dalam Khazanah Turas Pesantren (Kritik Sastra Feminis). Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 7(2), 636-649.
Wahono, D. Y. C., Nas Haryati, S., & Sumartini, S. S. (2015). Pengaruh Kekuasaan Laki-Laki Terhadap Perempuan Dalam Novel The Chronicle Of Kartini Karya Wiwid Prasetyo: Kajian Feminisme. Jurnal Sastra Indonesia, 4(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H