Metafora merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata atau frasa kiasan untuk menggambarkan sesuatu dengan cara yang lebih imajinatif. Metafora sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan sastra. Tanpa kita sadari kita pernah atau sering menggunakan metafora baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan ataupun di masyarakat. Metafora tidak menjadi sesuatu yang asing apalagi bagi kita masyarakat Indonesia yang dengan kekayaan budaya, suku dan ras, selalu menciptakan metafora yang beragam dan imajinatif disetiap daerahnya masing-masing.
"Tak kenal maka tak sayang" ungkapan ini juga termasuk metafora, sebelumnya kita perlu mengenal lebih dalam soal metafora dari tokoh yang cukup terkenal yaitu Winfried Noth (dibaca:Â nut), dilahirkan pada tanggal 12 September 1944 di Gerolzhofen, Jerman. Mendapat gelar Doctor Philosophy dari Universitas Ruhr-Bochum, dengan predikat summa cum laude pada usia 27 tahun. Dalam sejumlah penelitian semiotika yang dilakukan Noth, ia mengakui sebagai seorang Peircean (penganut pemikiran Charles Sanders Peircean).
Dalam  dalam buku miliknya Handbook of Semiotics, Noth (1995: 128) menyatakan bahwa terdapat dua istilah metafora yaitu metafora dalam arti sempit (narrow sense), dan metafora dalam arti luas (broad sense). Metafora dalam arti sempit adalah bentuk kiasan tertentu di antara bentuk-bentuk kiasan yang lain, sedangkan metafora dalam arti luas mencakup semua bentuk kiasan. Berkaitan dengan pengertian metafora dalam arti sempit dan arti luas, menyebut metafora dalam arti sempit (narrow sense) sebagai suatu bentuk gaya bahasa kias atau majas yang implisit, tanpa menggunakan kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, dan laksana. Sebenarnya ungkapan ini seringkali kita gunakan secara tidak sadar dalam kehidupan kita sehari-hari.Â
Contohnya: "buah hati", bagi Noth kata itu merupakan metafora dalam arti sempit, yang sering digunakan untuk menyebut anak kesayangan, lalu istilah "mata jarum" biasa digunakan oleh emak-emak yang kesulitan memasukan benang pada lubang jarum, contoh lain "anak emas" mungkin kita sering juga mendengar kata ini baik di dalam keluarga,sekolah ataupun dilingkungan kita yang memiliki arti orang yang paling disayang atau disenangi, dan sebagainya. Metafora dalam arti luas (broad sense) mencakupi semua jenis majas, yang oleh Moeliono diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu majas perbandingan, contoh kalimatnya yang sering kita dengar "Hidup ibarat roda yang selalu berputar, kadang di atas, kadang di bawah" artinya hidup yang selalu berubah dan tidak tetap. Majas pertentangan contohnya "Dia bekerja siang malam untuk membahagiakan keluarganya" artinya orang yang bekerja keras untuk keluarganya. Dan majas pertautan contohnya "kursi pemerintahan" yang bermakna jabatan kekuasaan di pemerintahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI