Mohon tunggu...
kholil arrahman
kholil arrahman Mohon Tunggu... -

sejak sma tinggal di jogja, sekarang pns di jogja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kita Dukung Pembangunan Gedung Baru DPR

3 September 2010   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LUMOS.

"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, apa pun kritik dari masyarakat, kami terima saja. tetapi, pembangunan tetap dijalankan." Marzuki Alie, Ketua DPR (kompas 03-09-2010).

saya suka dengan orang ini, Tegar, Kuat Pendirian, Cuek dan yang pasti, kita pasti capek sendiri mengkritik orang ini. pilihan kita tidak banyak, jadi sebaiknya kita dukung saja Pembangunan gedung baru gedung DPR ini. dalam berita kompas hari ini juga tidak ada wakil ketua (yang merupakan wakil dari parpol dan juga representasi dari suara konstituen parpol yang diwakili) yang menolak pembangunan gedung baru tersebut.

saya kutipkan pernyataan mereka yang di muat di kompas hari ini. pramono anung "kami akan minta untuk distop dulu rencana itu, dievaluasi. salah satunya ruangan 120 meter persegi terlalu besar. tidak ada keputusan di DPR yang mutlak dan tidak bisa dibatalkan". ini bisa dibaca, pramono anung hanya tidak setuju dengan "luas ruangan" yg terlalu besar. intinya dia juga setuju. pius lustrilanang " itu (spa) tidak ada sama sekali. kalau fitness center kemungkinan ada, tapi belum diputuskan." ini tidak perlu lagi analisa, dia pasti telah menyetujui. Priyo Budi Santoso "gedung diperlukan, tapi tidak usah yang terlalu mewah. ruangan tidak perlu seluas 120 meter, tidak usah macam-macam, ada fasilitas relaksasi segala." ini sama dengan pernyataan pramono anung, intinya juga setuju.

bagi saya, karena hal ini tidak lagi bisa dihentikan karena mayoritas anggota DPR telah setuju maka kita dorong mereka untuk segera membangun gedung baru DPR tersebut. persoalannya apakah pro kontra sekarang ini terkait dengan mahalnya biaya pembangunan atau memang kita tidak memerlukan gedung tersebut?

karena DPR telah menyetujui, maka persolan tersebut tidak lagi relevan. saya menyarankan untuk membangun Gedung DPR yang mewah, yang grandeur, yang bisa menjadi masterpiece dari sisi arsitektur maupun fasilitasnya. saya membayangkan gedung dpr "kita" yang baru ini semewah atau lebih dengan fasilitas yang ada di kempinski, four season, JW marriot. lebih dari fasilitas suite di hotel-hotel tersebut. ada spa, kolam renang, fitness center. kita bayangkan kalau misalnya para wakil rakyat kita yang sehat, punya perut six pack, wajah yang tidak kuyu, bersih kayak artis sinetron sehingga mereka memiliki vitalitas yang prima. jadi kalau sidang tidak ngantukan, dengan penuh semangat akan berdebat karena mereka tahu, toh setelah kita capek ada fasilitas yang akan mengembalikan kesegaran mereka kembali.

kalau misalnya lagi reses, maka gedung dpr tersebut bisa disewakan dengan harga yang tinggi. kalau perlu ini akan menjadi wisata minat khusus, menginap tiga hari di gedung dpr. merasakan atmosfer demokrasi di indonesia, dan fasilitas yang tiada duanya di dunia. oh ya, disana juga ada salah ruangan yang bisa di sewakan untuk pernikahan. dengan paket yang menarik pasti akan banyak pesanan. dengan demikian biaya operasional gedung baru yang tinggi bisa di minimalkan dari pendapatan sewa. kalau misalnya sekarang masih juga dana pembangunannya belum turun karena masih terlalu mahal, maka bisa saja pembangunan gedung baru ini di lelang dengan kompensasi bahwa pemenang tender berhak untuk mendayagunakan secara ekonomis gedung dpr ini untuk menutup biaya pembangunan.

semangat kita adalah mendukung suksesnya kinerja wakil kita yang tercinta, kalau mereka nyaman dengan "rumah wakil rakyat" tentu kita nantinya akan merasakan manfaatnya, semoga ya....

dan sepertinya kita tidak perlu berdebat lagi mengenai gedung baru dpr kita yang tercinta ini....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun