Namun jika niatannya diletakkan pada nilai-nilai ibadah, nilai-nilai dalam kesadaran hamba dalam penghambaan, nilai-nilai yang tidak diorientasikan pada angka-angka apapun itu, pahala, ganjaran, surga, neraka. Namun diletakkan pada nilai-nilai keselamatan, kedamaian, ketentraman. Nilai-nilai “ulul-albab”. Hal ini tidak akan mengurangi aktifitas berdunianya, usaha ikhtiyar yang dilakukan, interaksi sosial yang dijalani, berorgansiasi, bertata negara maka, cara-cara yang digunakan untuk berdunia, cara-cara untuk bekerja, cara-cara berinovasi dan berkreasinya akan membangun kebersamaan, kekeluargaan, kesatuan dan persatuan yang kokoh dan solid.
Jika kecintaan seseorang diletakkan pada yang bersifat kebendaan material dunia maka, bukan kebahagian, ketentraman, kedamaian yang diperoleh. Kita akan dihadapkan kepada kejenuhan, kita akan dihadapkan kepada rusaknya benda-benda yang kita kira membahagiakan, kita akan dihadapakan kepada persaingan-persaingan yang sesungguhnya tanpa persainganpun harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Cinta yang melekat (Kumantil) pada uang, jika habis merana dan susah, cinta yang melekat pada jabatan maka jika pensiun, jantungan dan stroke serta darah tinggi, begitu seterusnya.
Untuk itu semua maka, syukur adalah sebuah kata yang memiliki dimensi luar biasa dalam mefungsikan hati nurani, otak-akal-pikiran, dan organ. Allah telah menjadikan pendengaran, penglihatan dan kecondongan dalam memcermati faedah dan kemanfaatan supaya hati nurani berfungsi. Dengan pendengaran dan penglihatannya maka kita bisa berkembang, maju dan dipandaikan, dengan af’idah akan menjadikan hatinya lembut, lepang dada, terbuka.
Pendengaran, penglihatan, dan hati 23. Al Mu'minuun 78
وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَنشَأَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفِۡٔدَةَۚ قَلِيلٗا مَّا تَشۡكُرُونَ ٧٨
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur
Allah menciptakn dengan assam’a, abshoro dan af’idah 16. An-Nahl 78
وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡٔٗا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفِۡٔدَةَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ٧٨
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur
Adzan adalah seruan yang sangat kuat, saat seruan Tuhanmu dikumandangkan, seruan mengenai kebenaran keberagamaan dan bertuhan, dengan membuka pendengarannya, penglihatannya, dan hatinya. Membuka pikirannya dengan menjauhkan dari sifat-sifat kekufurannya yaitu sifat-sifat dengan egonya, dengan telah merasa cukupnya, dengan iri, dengkinya, dengan merasa pandainya. Tutup-tutup sifat-sifat kekufuran yang dapat menjadi kubur dalam melihat kebenaran sejati. Sebab manakala berperilaku sebaliknya yakni kufur, periku menutup, tertutup dan ditutup maka, azab. kufur ini watak, sifat dan perilku kuburan. perilaku yang akan akan menjadikan tidak akan berkembang dan tidak akan maju, malah kemunduran, dada sesak pikiran sempit dan picik akibatnya azab.