Mohon tunggu...
Tanjung anom
Tanjung anom Mohon Tunggu... -

Tanjung anom, adalah manusia PENDOSA yang ingin membangun bebarengan, kekeluargaan, dan ingin berada didalam keselamatan lahir dan batin semoga di ridhoi dan dalam fadhal dan RahmatNya. email. aaanoom@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syukur Bukan Pekerjaan Lesan

12 Agustus 2015   12:10 Diperbarui: 12 Agustus 2015   12:41 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat dan lingkungan kita akan memiliki tingkat sosial yang tinggi, respon, respek dan  peduli

Setiap individu dari setiap masyarakatnya akan saling membantu, saling menolong saling pengertian, saling memaklumi, saling mendukung.

Masyarakat kita akan terus berkembang maju, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mandiri.

Dan perkembangan mengenai pengetahuan perihal diri, perkembangan diri dan manusia sebagai makhluk spiritual akan terjawab, guna membuka hakekat manusia, hakekat dunia dan berdunia serta hakekat hidup.

Serta dalam perilaku agama dan sosial serta berbangsa dan bernegara tidak akan terpecah-pecah dalam faham sekuler materalistis.

Kemudian, ada pertanyaan apa iya dan Kenapa serta bagaimana???

Syukur adalah Syakara, perilaku batin yang lapang dada dan terbuka, membuka, dibuka sehingga, karakter wataknya menghormati, menghargai, pandai menyesuaikan diri, pandai mengalah, senang membantu orang lain, senang meringankan beban orang lain, pandai memaklumi kekurangan orang lain, berani mengakui kekurangan diri, berani mengakui kelebihan orang lain dan perilakunya andap asor, sopan, santun, lemah lembut. Seseorang yang sangat menyadari terhadap fungsi telinga, fungsi mata, fungsi otak dan pikiran dan hati adalah untuk perkembangan kemajuan dirinya, kamajuan lahir dan batinnya dan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungannya, masyarakatnya, bahkan, bangsa dan negaranya. Semuanya demi untuk perkembangan spiritual dirinya. Bahkan berpegang pada keyakinan kebenaran agamanya..... iya...namun, tidak akan kaku, fanatik, jumud dan ta’asub, tetap terbuka, membuka dan akan dibuka, siap menerima kebenaran, dan melakukan perkembangan serta kemajuan.

Semua dari masing-masing fungsi organ tersebut sangat tergantung bagaimana penetapan orientasi (haniifa) posisioning dari hati (qalb). Jika yang ditetapkan didalam hatinya, yang diwujudkan dalam niatan dan tujuan hatinya adalah jabatan maka, semua fungsi organ yang ada dalam diri manusia akan dipergunakan untuk mencapai maksud dari yang telah diorientasikan oleh hatinya itu, dengan berbagai cara untuk memperoleh jabatan dan karir. Jika yang ditetapkan dalam niat dan tujuan hatinya adalah material uang, maka semua organ dan pemikirannya adalah mati-matian untuk memperoleh uang bahkan, dengan cara-cara yang tidak halal sekalipun. Dan saat yang diorientasikan itu apapun namannya saat masih tetap diletakkan pada yang bersifat materi, kebendaan dan dunia maka semua fungsi organ tubuh dan pikiran akan terhisap habis pada kerja hati tersebut.

Maka kenapa Nabi Muhammad SAW telah mensabdakan “betapa pentingnya niat, segala sesuatunya tergantung dari niatannya, diterima dan ditolaknya amal tergantung dari niatan yang menyertai”. Didalam QS Al-Ahzab, Allah berfirman, “Allah sekali-kali tidak akan menjadikan bagi seseorang dua hati didalam rongga dadanya”. Jika hati sanubari yang berfungsi maka, hati nuraninya mati dan jika hati nurani yang berfungsi maka, hati sanubarinya mati.  33. al-Ahzab, 4

مَّا جَعَلَ ٱللَّهُ لِرَجُلٖ مِّن قَلۡبَيۡنِ فِي جَوۡفِهِۦۚ .... ٤

Jika niatan hatinya diletakkan pada hati sanubari, sehingga hati sanubari yang berfungsi maka, akibatnya akan memiliki daya penghancur dan merusak dirinya dan lingkungannya, berbagai cara akan ditempuh untuk memperoleh apa yang diinginkan, sehingga akan menggunakan cara-cara yang; merusak persaudaan, merusak hubungan silaturahmi, merusak kesatuan dan persatuan, sikap dan watak tidak peduli, perilaku egois dan pembenar diri, golongannya, kelompoknya, partainya, agamanya dan keyakinannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun