Mohon tunggu...
Munzir Arsyuddin
Munzir Arsyuddin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Blogger sejak 2008, Alumni Perikanan Unhas, Mahasiswa Teknologi Perikanan Laut Pascasarjana IPB 2014 - Senang Dunia Jurnalistik dan Photography - Lebih senang menulis di Blog pribadi di banding tempat lain.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pahami, Karakter Keras Orang Timur Indonesia, Keras, Tidak Kasar, Lembut Ketika Bertemu

8 Maret 2018   08:24 Diperbarui: 8 Maret 2018   10:06 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: satujam.com

Saya tulis cukup panjang, sebelum membaca hingga akhir, saya cuman mau bilang Mulai Pahami Karakter Budaya Lawan Bicaramu

Saya melihat masih belum banyak yang ingin memahami berbagai varian karakter budaya Indonesia. Kita mengaku Indonesia, tapi di satu sisi juga mengkerdilkan saudara kita di wilayah Timur.

Saya masih melihat itu di Media sosial, ini yang jelas tersirat. Selama 4 tahun di jawa, trnyata masih ada stigma yang tidak benar kepada saudara kita di wilayah timur.

Sesuatu yang sensitif terkait politik seperti membahas capres, beranggapan bahwa Presiden harus dari Orang Jawa. Karena suku terbesar adalah Jawa, pemilih terbanyak adalah orang jawa.

Kalau seperti ini, buat apa kita menjadi Indonesia, lebur saja Negara ini berdasarkan suku sukunya. atau kembalikan lagi Wilayah Negara Indonesia Timur

Belum lagi yang menjadi polisi moral di media sosial. Hanya karena ucapan atau statement yang keras dan terlihat kasar yang tak sesuai budayanya.

Dianggap tak sopan, padahal hal itu menjadi sesuatu yang biasa di budayanya. Hal ini sering sekali di tuduhkan ke saudara saudara kita di timur Indonesia.

Bukan hanya orang-orang biasa, bahkan yang berpendidikan tinggi pun masih ada yang seperti ini.

Tahun 1928 tepatnya 28 Oktober, kita sudah bersepakat untuk menjadi Bangsa. Berbagai suku, bahasa, karakter berhimpun menjadi Satu Bagsa Indonesia.

Lantas, Buat apa kita menjadi Indonesia ketika tidak memahami dan menghargai karakter suku bangsa kita.

Saya berdarah Bugis dan Tinggal di Makassar, 4 Tahun terakhir berada di Jabodetabek, Istri Orang Sumatera Selatan, Berdarah Jogyakarta.Cukup menjadi pembelajara betapa kaya budaya kita dengan berbagai karakter yang kita saling jaga dan hargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun