Mohon tunggu...
Afriandi Prasetya
Afriandi Prasetya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

suami dari seorang istri yang menakjubkan, dan ayah dari seorang anak yang tampan dan dua orang anak yang cantik http://pondokecil.wordpress.com http://tbws.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanda-tanda Bermanfaatnya Ilmu

21 Desember 2011   16:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarlah apa yang disampaikan oleh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah dalam kitab beliau Fadl Ilm Salaf ala Ilm Khalaf, bahwa sedikitnya perkataan ulama terdahulu bukan karena sedikitnya ilmu mereka, melainkan karena begitu besarnya keilmuan dan hikmah yang mereka miliki. Al-jawami'ul kalim adalah keistimewaan mereka, mengikuti guru yang mulia, Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wa alihi wasalam- yaitu perkataan yang ringkas namun dalam dan luas maknanya. Berikut ini adalah tanda-tanda bermanfaatnya ilmu yang dipelajari dan disandang oleh seseorang:

Ia akan beramal dengan ilmunya. Ia benci disanjung, dipuji dan takabbur atas orang lain. Ia semakin bertawadhu’ ketika ilmunya semakin banyak. Ia menghindar dari cinta kepemimpinan, ketenaran dan dunia. Ia menghindar untuk mengaku berilmu. Ia bersu’udzan (buruk sangka) kepada dirinya dan husnudzan (baik sangka) kepada orang lain dalam rangka menghindari celaan kepada orang lain.

Sedangkan orang yang tidak bermanfaat ilmunya, atau yang tidak mendapatkan faidah dari ilmu yang bermanfaat, maka tanda-tandanya adalah:

Ia tumbuhkan sifat sombong, sangat berambisi dalam dunia dan berlomba-lomba padanya, sombong terhadap ulama, mendebat orang-orang bodoh, dan memalingkan perhatian manusia kepadanya. Bahkan mengaku sebagai wali Allah subhanahu wa ta’ala. Atau merasa suci diri. Ia tidak mau menerima yang hak dan tunduk kepada kebenaran, dan sombong kepada orang yang mengucapkan kebenaran jika derajatnya di bawahnya dalam pandangan manusia, serta tetap dalam kebatilan. Ia menganggap yang lainnya bodoh dan mencacat mereka dalam rangka menaikkan dirinya di atas mereka. Bahkan terkadang menilai ulama terdahulu dengan kebodohan, lalai, atau lupa sehingga hal itu menjadikan ia mencintai kelebihan yang dimilikinya dan berburuk sangka kepada ulama yang terdahulu.

Semoga Allah melimpahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita dan menjauhkan kita dari sifat-sifat orang yang tidak mampu mengambil faidah dari ilmu yang bermanfaat.

http://www.ziddu.com/download/17664135/MF_CiriOrangBerilmuNafi_UstMuhammadAsSewed.mp3.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun