Sebetulnya, secara sistematis tradisi ini tidak hilang, hanya bergeser dari kebiasaannya. Maksudnya adalah tradisi nyekar ini tetap ada, walaupun tidak di kuburan melainkan dirumah. Karena sebagaimana kebiasaan, akan sulit untuk dihilangkan, maka yang terjadi adalah adanya pergesaran latar tempat guna menyesuaikan diri dari fenomena pandemi.
Tapi terlepas diawal atau diakhir, di rumah maupun di kuburan, sejatinya itu bukan merupakan soal. Selama niat baik selalu menyertai, apalah arti awalan atau akhiran juga di rumah maupun kuburan, karena tetap memiliki tujuan yang sama, yakni mendoakan dan sebagai pengingat diri terhadap kematian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H