Mohon tunggu...
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Hanya ingin berbagai untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Digital dalam Dunia Pendidikan

27 Januari 2020   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2021   07:54 2610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia saat ini sedang menuju transformasi dari 3.0 ke 4.0 dengan segala tangtangan yang ada, tidak ada satu negara pun yang akan sanggup untuk menghindari hal tersebut jika ingin terus bertahan dalam menciptakan kesejahteraan masyarakatnya termasuk dalam hal ini Indonesia. 

Semua bidang akan mengalami hal yang sama dan tidak ada satu bidangpun yang akan mampu menolak hal tersebut termasuk dalam dunia Pendidikan.

Pendidikan tidak akan dapat lepas dari perkembangan dunia, termasuk dalam dunia teknologi dan dunia-dunia lain yang mengikutinya karena bagaimanapun dunia Pendidikan harus mengikuti perkembangan yang terjadi khususnya dunia usaha dan dunia industri.

Baca juga : Pendidikan Abad 21: Adaptasi 21st Century Skill dalam Pembelajaran Era Revolusi Industri dan Society 5.0 di Tengah Pandemi Covid-19

Karena bagaimanapun sebagian besar hasil dari dunia Pendidikan akan masuk ke dalam dunia tersebut, sehingga roda perekonomian sebuah negara dapat terus berputar dengan mengikuti perkembangan yang ada.

dokpri
dokpri
Apakah dunia Pendidikan harus melakukan transformasi digital? 

Secara teknologi tentunya dunia Pendidikan harus bertransformasi ke arah digital karena hal tersebut sudah menjadi tuntutan dari perkembangan dunia saat ini meskipun dalam prakteknya tidak semua materi dapat disampaikan secara digital tetapi paling tidak, dunia digital akan membantu Guru dan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran terlebih telah munculnya paradigma Pendidikan di Abad 21.

Transformasi digital tidak semata-mata penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran tetapi lebih dari itu, para peserta didik harus mampu berpikir seperti cara berpikir teknologi atau saat ini lebih dikenal dengan computational thinking (cara berpikir komputasi) karena hal ini akan menjadi salah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap peserta didik pada masa depan mereka. 

Baca juga : Tata Kelola Pendidikan Nasional dalam Bingkai New Normal Perspektif Kelokalan

Computational Thinking (CT) adalah proses berpikir yang diperlukan dalam memformulasikan masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut dapat menjadi agen pemroses informasi yang efektif dalam menyelesaikan masalah (2011, Jeannette). 

Jika ditelaah lebih dalam mengenai definisi tersebut dapat kita lihat bahwa CT merupakan sebuah proses pemikiran yang terlepas dari teknologi serta merupakan metode penyelesaian masalah yang dirancang untuk dapat diselesaikan dan dijalankan oleh manusia, komputer maupun keduanya.

Sebuah perusahaan teknologi terbesar saat ini juga telah menyampaikan bahwa CT merupakan salah satu kompetensi diluar kompetensi yang disampaikan oleh UNESCO yang akan sangat diperlukan oleh seorang peserta didik karena mereka akan menghadapi persoalan-persoalan baru yang mungkin saat ini belum pernah dihadapi oleh generasi saat ini dan itu harus mulai dilatih mulai saat ini.

Perlu kita ingat juga bahwa teknologi pada dasarnya hanya alat bantu dalam melakukan sebuah proses pembelajaran tetapi yang paling penting untuk diimplementasikan adalah bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran berdampak pada change behavior (perubahan perilaku) peserta didik sesuai potensi dan talenta yang telah dimiliki oleh peserta didik.

Baca juga : Prihatin Rencana PPN Jasa Pendidikan, Ini Sikap Forum Guru Muhammadiyah

Dan hal tersebut sesungguhanya tergantung kemampuan dari setiap Guru dalam menyusun design instructional proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.

Tantangan dunia Pendidikan yang semakin berat juga menambah alasan untuk dunia Pendidikan dimana salah satunya adalah belum maksimalnya sinergitas dunia Pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri. 

Transformasi digital dunia Pendidikan merupakan salah satu cara dalam menjawab tantangan tersebut karena itulah yang akan dimasuki generasi pengganti kita yaitu generasi digital dan tentunya transformasi digital merupakan salah satu langkah awal untuk Merdeka belajar. 

Lalu bagaimana sekolah untuk dapat melakukan transformasi digital? Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan menurut penulis : 

  1. Guru perlu diperkaya dengan CT dan implementasinya dalam proses pembelajaran karena bagaimanapun hal ini tidak akan terlepas dari pemahaman Guru mengenai CT.
  2. Guru perlu memahami penggunaan teknologi di dalam kelas dan menghapus paradigma jika teknologi sulit untuk diimplementasikan di kelas.
  3. Guru perlu memberdayakan teknologi yang ada di tangannya bukan cuma sekedar menggunakan teknologi yang cangih tetapi tidak mampu digunakan oleh Guru sehingga menjadi sia-sia.
  4. Gunakan metode learn how to learn (belajar cara belajar) karena metode ini akan mendorong Guru untuk mengintegrasikan berbagai cara dalam mencari informasi termasuk mengintegrasikan dengan teknologi.
  5. Pimpinan sekolah sedapat mungkin mampu memberikan motivasi kepada para Guru akan pentingya transformasi digital dalam dunia Pendidikan.

Tentunya banyak hal yang dapat dilakukan dalam melaksanakan transformasi digital di kelas oleh sekolah maupun Guru, hal tersebut tergantung sejauh mana keinginan dari sekolah untuk melakukan transformasi dan perlu diingat bahwa bukan Guru yang akan merasakan manfaatnya di masa yang akan datang tetapi para peserta didik setelah mereka masuk ke dalam era mereka yaitu era digital. Salam Merdeka Belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun