Mohon tunggu...
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Hanya ingin berbagai untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan 4 C's dalam Pembelajaran

30 Juli 2019   11:05 Diperbarui: 25 Juni 2021   14:42 5507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerapan 4 C's dalam Pembelajaran (Dokumen pribadi)

Dalam pembelajaran Abad 21 ada skill yang harus dikuasai oleh siswa dalam setiap proses pembelajaran yang mereka lakukan dan hal tersebut akan mereka butuhkan di masa depan mereka. Critical thinking, Communication, collaboration and Creativity merupakan skill yang perlu dimiliki oleh peserta didik dalam mempersiapkan diri meraka dalam menghadapi masa depan yang akan penuh dengan dinamika.

Keempat skill/keterampilan tersebut juga diterapkan dalam pendidikan nasional kita, walaupun masih banyak kendala yang dihadapi oleh para pendidik namun setidaknya hal tersebut merupakan satu langkah positif khususnya dalam meningkatkan pola pikir dari masyarakat kita. Penerapan 4 C's dalam proses pembelajaran dapat kita lakukan sebagai berikut :

1. Critical thinking (Berpikir kritis) adalah melihat masalah dengan cara baru dan menghubungkan pembelajaran lintas mata pelajaran dan disiplin ilmu. Pemikiran kristis sudah merupakan kebutuhan peradaban maupun profesi di saat ini maupun dimasa yang datang sehingga pola pikir masyarakat kita di masa depan juga dapat berubah menjadi lebih baik. 

Dalam proses pembelajaran dapat kita latih dengan berbagai cara tergantung bagaimana pendidik mendesain instruksionalnya. Misalkan, Guru menunjukkan 4 gambar benda yang mendukung mereka untuk belajar, minta siswa untuk memilih salah satu gambar dan kemukakan alasannya sedetail mungkin. 

Baca juga : Tips Menjalankan Perkuliahan Menggunakan Metode Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Cara lain, dengan membuat soal yang jawabannya lebih dari satu jawaban yang benar sehingga siswa terbiasa memberikan jawaban dari perspektif yang berbeda. 

Hal ini secara tidak langsung akan membentuk pola pikir peserta didik untuk berpikir kristis dengan memandang sebuah jawaban dari perspektif yang berbeda dan bukan seperti pendidikan kita selama ini yang hanya diminta memilih satu jawaban yang benar, dimana pada akhirnya jika ada pendapat orang lain yang berbeda dianggap kesalahan padahal setiap manusia memiliki persfektif yang berbeda dalam melihat sesuatu hal. 

Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan untuk mendidik peserta didik kita berpikir kritis, tergantung sejauh mana Guru untuk mengembangkan sesuai dengan materi ajarnya.

2. Communication (Komunikasi) dalam hal ini berkaitan dengan berbagi pemikiran, penyampaian ide, pertanyaan, dan Solusi. Di zaman teknologi canggih saat ini membuat komunikasi jauh lebih mudah, banyak cara yang dapat kita lakukan untuk berkomunikasi dengan orang lain tetapi kita juga tidak boleh untuk mengesampingkan komunikasi secara langsung dengan tidak melibatkan teknologi. 

Komunikasi yang efektif merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran karena tidak ada cara menyelesaikan masalah di kelas tanpa komunikasi yang efektif. 

Untuk menerapkan hal dapat kita lakukan dengan lebih sering memberikan pertanyaan kepada siswa, motivasi siswa untuk mampu menyampaikan pendapat atau opini yang ada dalam benaknya melalui forum diskusi (kerja kelompok) ataupun presentasi. Jika ingin menggunakan teknologi, pilihkan teknologi yang paling tepat dan nyaman untuk Guru dan siswa gunakan untuk diskusi seperi Sli.do ataupun mentimeter.  

Baca juga : Keefisienan Pembelajaran pada Masa Daring di Era Pandemi Covid-19

3. Collaboration (Kolaborasi) adalah tentang bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan menempatkan bakat, keahlian, dan kecerdasan untuk bekerja. 

Di zaman abad 21, kolaborasi menjadi hal penting, hal ini kita dapat lihat dari perkembangan dunia bisnis teknologi saat ini dimana hal yang utama adalah kolaborasi antara dua atau tiga pihak, seperti bisnis transportasi online, toko online dan berbagai bisnis lain yang semuanya menempatkan kolaborasi sebagai satu hal yang utama untuk menjalankan roda bisnis dan hal itu yang akan dihadapi oleh peserta didik kita di masa depannya.  

Melihat hal tersebut, kita harus mempersiapkan peserta didik kita dalam menghadapi hal tersebut karena profesi mereka dimasa yang akan datang tidak akan lepas dari sebuah kolaborasi. Kolaborasi di dalam proses pembelajaran, dapat kita mulai dengan menggunakan metode pembelajaran project base learning. 

Dengan metode ini siswa akan saling berkolaborasi untuk mengerjakan proyek yang telah ditentukan oleh Guru dan tentunya komunikasi juga akan muncul disana karena setelah project selesai peserta didik akan mempresentasikan hasil projek mereka di depan Guru dan rekan-rekan mereka. 

Dalam menggunakan metode ini, peran guru akan sangat penting sebagai fasilitaor dalam proses pembelajaran baik pada saat persiapan maupun pada saat pelaksanaan tetapi hal ini akan sangat berdampak baik dalam mempersiapkan anak setelah mereka terjun ke dalam masyarakat.

Baca juga : Cara Meningkatkan Semangat Belajar pada Saat Pembelajaran Daring dengan Ice Breaking

4. Creativity (Kreativitas) adalah mencoba pendekatan baru untuk menyelesaikan sesuatu, inovasi, dan penemuan. Abad ke-21 adalah saat yang menyenangkan untuk menjadi kreatif berkat teknologi. Tidak hanya cara kreativitas tradisional masih tersedia, tetapi ada banyak kemungkinan baru yang tersedia. Dalam proses pembelajaran saat ini juga perlu menuntut kreativitas dari peserta didik termasuk dalam belajar. 

Di abad 21, guru tidak lagi menceramahi para peserta didiknya tetapi mendidik mereka supaya tahu cara belajar (learn how to learn) karena pada dasarnya semua informasi yang diajarkan sudah ada dalam gengaman mereka. 

Mengasah kreativitas pada anak dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sederhana, tidak perlu mahal tetapi mampu menggali kreativitas mereka, salah satu contohnya, Guru mempersiapkan sedotan plastik, solasi, dan gunting. Minta peserta didik untuk membuat sebuah benda yang paling bagus menurut mereka. 

Dengan permainan ide, peserta didik akan dipacu mencari referensi karya yang bagus dari sedotan, menganalisa pembuatan dari refensi yang mereka dapatkan dan membuat karya baru dari refensi yang mereka dapatkan. Banyak benda sederhana yang dapat digunakan untuk mengasah kreativitas tergantung sejauh mana kreativitas dari Guru untuk melakukan kegiatan tersebut.

Dalam penerapan 4 C's dalam proses pembelajaran tidak mutlak semua terkait dengan teknologi karena pada dasarnya teknologi hanyalah alat bantu untuk mempermudah pekerjaan manusia. 

Proses dapat dilakukan dengan bantuan teknologi atapun dengan cara konvensional, tergantung dari kemampuan Guru dalam mendesain proses pembelajarannya di kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun