Mohon tunggu...
Pollung Sinaga
Pollung Sinaga Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar | Konten Kreator

Menulis adalah satu cara memberi tanpa meminta, menabur benih tanpa mengharapkan panen. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil (2nd Mile).

Selanjutnya

Tutup

Nature

Burung Kormoran, Lupa Cara Terbang?

23 September 2024   22:11 Diperbarui: 25 September 2024   18:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda tentu tahu bila burung punya naluri untuk terbang. Ada beberapa alasan kenapa burung harus terbang. Pertama, untuk menjauhi predator. Terbang memberikan burung kemampuan untuk melarikan diri dari predator yang mungkin mengancam mereka di tanah atau daratan. Kedua, untuk bermigrasi. Banyak burung terbang jarak jauh untuk mencari iklim yang lebih hangat atau untuk mencari tempat bersarang yang lebih baik selama musim tertentu. Ketiga, untuk keperluan reproduksi. Burung terbang untuk mencari pasangan dan tempat yang aman untuk bersarang. Keempat, untuk mencari makanan. Terbang membantu burung mencari makanan yang lebih luas, baik itu biji-bijian, serangga, atau nektar.

Believe it or not, ternyata ada beberapa spesies burung yang tidak bisa terbang semisal kiwi, pinguin, kasuari, takahe, kakapo, emu, eka, bebek steamer, dan burung unta. Ada burung yang tidak lagi bisa terbang dan ada juga burung yang lupa cara terbang. Kog bisa?

Burung yang lupa cara terbang bernama burung kormoran atau sering disebut burung Pecuk Galapagos. Burung ini menjadi cenderung handal berenang dan lupa cara terbang karena melimpahnya makanan di laut dan tiadanya predator yang mengintai.

Jadi harap berhati-hati! Kita pun bisa seperti burung kormoran, lupa naluri 'keburungannya', lupa cara terbang, lupa mengejar impian, lupa mencari nafkah untuk anak istri, atau dibelokkan harta/tahta/wanita. Terkadang zona nyaman yang kita nikmati bisa saja membuat kita jadi tidak peka, susah bangkit, tidak mau membuat perubahan atau terobosan, cenderung nrimo, lumpuh, dan akhirnya mati. Stan Dale, seorang penulis dan pendiri The Human Awareness Institute berujar bahwa zona nyaman ibarat peti mati berlapis emas. Ketika seseorang tinggal di peti mati tersebut, sesungguhnya dia telah mati.

Semangat menjelang hari esok, jangan lupa (cara) terbang cari cuan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun