3. Ekspektasi gaji yang tinggi
Banyak survei menunjukkan bahwa Zillenial memiliki ekspektasi gaji yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya pada usia yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.Â
Pertama, mereka tumbuh di era media sosial, di mana kesuksesan material sering kali dipamerkan dan dijadikan tolok ukur keberhasilan. Mereka terpapar pada gaya hidup mewah dan cerita tentang kesuksesan instan, yang membentuk pandangan bahwa keberhasilan finansial dapat dicapai dengan cepat.
Kedua, meningkatnya biaya hidup, terutama untuk perumahan dan pendidikan, membuat Zillenial merasa bahwa gaji tinggi adalah kebutuhan, bukan sekadar keinginan. Mereka beranggapan bahwa untuk bisa hidup nyaman, mereka memerlukan pendapatan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan dasar sekaligus mendukung gaya hidup yang lebih fleksibel dan dinamis.Â
4. Tantangan dalam lingkungan kerja
Meskipun Zillenial sering dikritik karena dianggap terlalu "pemilih" dalam memilih pekerjaan, kenyataannya mereka menghadapi tantangan tersendiri di dunia kerja. Perusahaan yang masih menerapkan sistem tradisional sering kali memandang mereka sebagai kurang berkomitmen atau tidak sabaran.Â
Ekspektasi Zillenial terhadap fleksibilitas dan peluang yang lebih besar sering kali berbenturan dengan struktur organisasi yang kaku.
Selain itu, mereka juga kerap berhadapan dengan persepsi negatif dari generasi sebelumnya, yang meyakini bahwa kerja keras dan jam kerja panjang adalah satu-satunya cara menuju kesuksesan.Â
Hal ini dapat memengaruhi interaksi mereka dengan rekan kerja lintas generasi dan menimbulkan frustrasi dalam hal perkembangan karier dan kenaikan gaji.Â
5. Pola pikir efisiensi: sedikit usaha, banyak hasil
Zillenial lebih percaya pada efisiensi dan "smart working" daripada "hard working." Mereka cenderung mencari cara untuk mengoptimalkan waktu dan tenaga guna mencapai hasil maksimal dengan usaha minimal. Terbuka terhadap inovasi, aplikasi, dan metode baru, mereka selalu mencari cara untuk mempermudah pekerjaan.Â
Pola pikir ini membuat mereka tertarik pada pekerjaan berbasis teknologi, seperti pemasaran digital, desain grafis, pengembangan perangkat lunak, serta profesi kreatif lainnya yang memungkinkan kebebasan berkarya tanpa terikat waktu dan tempat.