Tulisan terakhir saya di kompasiana jika tidak salah adalah tahun 2020 lalu, saat saya masih di India sebelum kepulangan saya ke Indonesia.Â
Dalam dua hari terakhir ini saya tiba-tiba kangen dengan kompasiana, akhirnya saya login lagi ke kompasiana. Ingin kembali menulis di sini. Sebenarnya yang membuat saya tidak bisa sering menulis di kompasiana adalah karena padatnya kesibukan pekerjaan, selain itu ya memang karena malas juga, mungkin ya.Â
Nah sekarang saya kembali. Tetiba saya teringat momen masa kecil saat saya masih sekolah dasar. Tulisan ini masuk ke kategori humor, sebenarnya bukan humor, lebih ke momen yang menggelikan jika di ingat. Kurang lebih momennya seperti ini.
.....
Suatu waktu saat saya kelas 5 SD, saya bertengkar dengan salah seorang teman sekelas, di dalam kelas. Saya tidak ingat apa yang memicu pertengkaran, namun yang pasti pada saat itu kami saling berteriak meninggikan suara, merasa masing-masing paling benar dan menjelekkan satu sama lain.
Karena kami saling berteriak maka mau tidak mau ruang kelas heboh, bahkan salah seorang guru sampai datang ke kelas kami. Guru kami ini bernama Bapak Khusnul (bukan nama samaran, tapi nama sebenarnya). Beliau datang ke kelas bukan untuk melerai kami. Tapi lebih mengarah pada mendukung kami untuk bertengkar dan merekomendasikan tempat untuk bertengkar.
Kurang lebih yang beliau katakan seperti ini "Sudah-sudah, jangan bertengkar di dalam kelas. Jika kalian mau lanjut bertengkar, ayo saya antar ke siring dan lanjutkan bertengkar di sana di dalam air." Siring adalah sebutan untuk irigasi dalam bahasa Bali.
Nah entah kenapa seketika suara kami merendah dan kami berhenti bertengkar.Â
Jika diingat-ingat kejadian itu saya suka senyum-senyum sendiri. Bertanya-tanya dalam hati "ngapain juga ya bertengkar dulu itu."
Saya berasumsi bahwa disuruh untuk bertengkar di irigasi karena beliau tahu bahwa kami suka mandi di irigasi di belakang sekolah. Jadi di sekolah SD kami, tepat di belakangnya ada saluran irigasi yang pada saat itu benar-benar kami manfaatkan untuk mandi dan ngepel sekolah.Â
Namun bisa juga diterjemahkan dengan kami bertengkar di irigasi sambil mandi, mestinya badan dan otak kami jadi dingin, kami akan jadi kalem dan urung untuk bertengkar.
Sebagai anak-anak SD di desa kami sering sekali mandi ramai-ramai di irigasi pada saat jam istirahat atau selepas dari pelajaran olahraga. Ya saluran irigasi adalah kolam renang bagi kami anak-anak SD kala itu.
Partner bertengkar saya kala itu adalah ketua kelas kami, bernama I Gede Bhisma Brahma Putra Mahendra (semoga saya tidak salah mengingat namanya). Â Sekiranya beliau membaca tulisan ini, senang sekali bisa keep in touch dengannya.
Okay, jadi sekian dulu, apakah Anda tersenyum membaca tulisan ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H