Mohon tunggu...
Triyatni Ashari
Triyatni Ashari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - 日本語 🎓| An Educator | Mompreneur | Blogger | Ex-Broadcaster

Netizen Belajar | Amateur Writer | "Merendahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa merendahkanmu. Mengalahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkanmu" ~ Kang Maman | Blog : https://www.pohontomat.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Hari Santri Nasional, Jangan Tinggalkan Anak Cucu Kita dalam 4 Keadaan Ini!

24 Oktober 2021   14:23 Diperbarui: 24 Oktober 2021   14:29 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Mufid Majnun on Unsplash 

Ada yang tahu, kemarin 22 Oktober memperingati hari apa? Betul, 22 Oktober 2021 kemarin adalah peringatan Hari Santri Nasional. Peringatan Hari Santri Nasional ini sendiri pertama kali dicetuskan melalui penetapan keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 yang ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo sendiri di Masjid Istiqlal Jakarta.

Adapun alasan mengapa pemilihan tanggal 22 Oktober dinyatakan sebagai perayaan Hari Santri Nasional adalah didasarkan pada tanggal tersebut di tahun 1945, K.H. Hasyim Asy'ari menyerukan ajakan jihad, yang kemudian disebut sebagai Resolusi Jihad. Tentu hal tersebut untuk melawan tentara sekutu tepatnya pada tanggal 22 Oktober 1945. Itulah mengapa Hari Santri Nasional kini diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

Mengingat suntikan semangat K.H. Hasyim Asy'ari pada waktu itu, tentu hal tersebut menjadi cerminan bahwa seorang pemuda seharusnya bisa menjadi benteng pelindung negara. 

Pemuda yang kuat jiwa dan raga seperti tema Hari Santri Nasional tahun ini bisa direfleksikan bahwa jangan sampai generasi pemuda masa kini justru apatis dan individualis, serta lemah dalam berbagai hal. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah dalam QS. An-Nisaa ayat 9, yang artinya:

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."

Menurut Guru Besar Agama Islam IPB Bogor, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS, dalam ayat tersebut, lemah yang dimaksud bukan hanya lemah dari segi fisik, namun lemah ini menyangkut dalam beberapa hal. 

Pesan dari ayat tersebut adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi pemuda yang lemah dalam akidah, ilmu, ibadah, hingga ekonomi. Tidak hanya anak biologis, tapi juga termasuk anak didik jika kita seorang guru. Adapun 4 keadaan yang jangan sampai kita tinggalkan pada anak cucu adalah:

1. Lemah Akidah

Akidah adalah aspek penting bagi seorang pemuda Islam. Akidah bisa menjadi sumber kekuatan, sandaran, dan patokan seseorang yang beriman. Ketika akidah goyah, maka dengan mudah pula seseorang mampu menjadi orang yang plin-plan dan memilih yang menguntungkan. 

Biasanya, seseorang akan lemah akidah jika merasa tidak diperhatikan oleh orang lain, atau memiliki masalah yang pelik. Dari sini agama mengajarkan kita untuk saling bantu membantu dalam kebaikan. Baik berupa tenaga, materi, doa dan support system. 

Salah satu kegiatan yang banyak dibutuhkan khususnya di masa pandemi ini adalah bantuan materi. Kegiatan berbagi tanpa batas pun dilakukan oleh IndiHome sebagai wujud aksi nyata di hari Santri Nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun