Mohon tunggu...
Triyatni Ashari
Triyatni Ashari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - 日本語 🎓| An Educator | Mompreneur | Blogger | Ex-Broadcaster

Netizen Belajar | Amateur Writer | "Merendahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa merendahkanmu. Mengalahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkanmu" ~ Kang Maman | Blog : https://www.pohontomat.com

Selanjutnya

Tutup

E-Sport

Anak Hobi Bermain Game? Ayah Bunda Bisa Mengarahkannya Menjadi Atlet eSport

18 Oktober 2021   06:50 Diperbarui: 25 Oktober 2021   21:12 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar salah satu berita mengenai anak yang menghabiskan uang orang tuanya sekian juta dalam sebulan hanya untuk membeli voucher game di salah satu minimarket.

Saat itu, orang tua sang anak akhirnya memarahi sang Kasir Minimarket karena dianggap lalai membiarkan anak berbelanja sebesar itu, yang pada akhirnya diketahui bahwa uang tersebut adalah uang curian.

Uang yang dicuri adalah uang orang tuanya. Orang tuanya marah, kesal, dan melampiaskan kemarahannya pada Kasir yang bertanggung jawab saat itu. Di sisi lain, netizen menyalahkan orang tua yang membiarkan anaknya bermain tanpa pengawasan. Ya, salah satu dampak buruk kecanduan bermain game seperti itu. Sebagai orang tua, saya bisa merasakan kekhawatiran dan ketakutan jika anak saya besar nanti, apakah bisa saya awasi dengan baik?

Akademi Khusus Atlet eSport

Kehawatiran para orang tua tentu sangat beralasan. Sebelum ada game mobile, dulu anak-anak beberapa bolos sekolah agar bisa bermain game di warnet. Biasanya mereka bayar per jam agar bisa main PlayStation. Sekarang, saking seringnya anak di rumah saja selama pandemi, intensitas bermain game khususnya di smartphone semakin banyak.

Saya semula berpikir, game yang kini sedang tren kurang baik untuk perkembangan anak. Paling mentok mungkin tidak apa main game rumahan yang sederhana untuk sekadar hiburan. Namun, lambat laun saya menyadari, ternyata game strategi seperti itu memiliki dampak positif jika bijak memainkannya.

Apalagi, sekarang profesi atlet eSport semakin mendunia. Turnamen-turnamen sering diadakan, hadiah untuk pemenang juga tidak sedikit. Kekhawatiran saya semakin berkurang setelah mengikuti serangkaian webinar mengenai peluncuran LEAD By IndiHome.

Salah satu contoh atlet eSport adalah Rizky Faidan. Dia sudah sangat diakui dunia. Pasalnya, atlet eSport berusia 18 tahun ini berhasil lolos ke babak final kejuaraan dunia PES 2019 di Emirates Stadium, Inggris. Serta menjadi juara di ajang PES League Asia 2019 di Jepang. Luar biasa ya. Rizky berhasil menjuarai Toyota E-League, dan membawa timnya menjuarai Thai e-League Pro 2021. Dan masih banyak lagi atlet-atlet eSport kebanggaan Indonesia lainnya.

Dari sana saya mengetahui bahwa para players begitu diperhatikan sampai memiliki akademi atau sekolah tersendiri.

Setiap Anak Berbeda

Perlu kita ketahui bahwa setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda. Jangankan anak yang cuma sekelas, anak yang kembar pun bisa memiliki minat yang berbeda. Ada anak lebih menyukai bidang sains, bidang sejarah, bidang olahraga, bidang digital, bidang seni, dan masih banyak lagi.

Pertanyaannya adalah, akankah kita mendukung anak kita untuk terus maju dengan pilihannya, atau memaksanya melakukan seuatu pekerjaan yang tidak dia sukai?

Manfaat Bermain Game

Dalam sebuah artikel di gameqoo.id, dipaparkan bahwa game tidak melulu buruk. Jika dimainkan dalam takaran tepat, maka hal tersebut bisa sangat bermanfaat. Logikanya sama dengan hobi lainnya. Ketika kita hobi bersepeda misalnya, hobi nonton film, tapi melakukannya 24 jam, tentu kita akan kelelahan dan lemas. Sama halnya dengan game, cukup mainkan sebijaknya.

Salah satu benefit bermain game adalah mampu mengembangkan kecerdasan otak kanan. Manfaat lainnya adalah:

  • Melatih Kesabaran
  • Menambah Jalinan Pertemanan
  • Saling Menghargai
  • Melatih Kemampuan Bahasa Inggris
  • Melatih Sifat Optimis
  • Menghilangkan Stress
  • Melatih Kerjasama Tim
  • Menghasilkan Uang

Bagi anak yang ingin berkiprah menjadi atelt eSport, bisa masuk Limitless Esport Academy (LEAD) By IndiHome. Benefit utama untuk player yang ingin mengikuti LEAD by IndiHome tentunya adalah program pelatihan untuk menjadi player eSport bermental atlet. Perlu diketahui bahwa tidak semua pro player adalah atlet eSport, namun atlet eSport sudah pasti seorang pro player. Perbedaan mendasar dari seorang pro player dengan atlet eSport adalah pada aspek mentalitas mereka.

Mencari Solusi Anak yang Suka Gaming

Untuk para ibu atau ayah yang memiliki anak yang suka bermain game, coba lihat dulu usia anak. Juga apakah mereka menyukai game untuk sekadar hobi atau untuk dilatih menjadi atlet. Katanya, di Cina memiliki batas bermain game hanya 2 jam saja sehari. Jika lebih dari itu, maka sebaiknya diarahkan menjadi atlet profesional.

Seperti yang saya singgung sebelumnya, kemarin saya baru saja mengikuti webinar mengenai Akademi khusus yang membina atlet eSport. Namanya LEAD by IndiHome. LEAD by IndiHome ini merupakan akademi eSport dengan konsep athlete enablement, yaitu memberdayakan seorang player (player) yang semula bermain game sebatas hobi, menjadi professional player (pro player) yang bermental atlet.

Dyah Rasyida, selaku Srikandi Player IndiHome (Tangkapan layar pribadi)
Dyah Rasyida, selaku Srikandi Player IndiHome (Tangkapan layar pribadi)

Dengan mengusung semangat #BerlatihTanpaBatas, LEAD by IndiHome diharapkan dapat melahirkan the next eSport athlete Indonesia yang mampu berkiprah di kancah Internasional.

LEAD by IndiHome membuka peluang bagi atlet eSport binaannya untuk menjadi bagian dari tim/club eSport lintas negara dengan mengirim profil lulusan ke tim-tim dalam dan luar negeri.

Menariknya program ini gratis! Jadi bagi orang tua yang ingin mendukung minat anak dalam bidang gaming, bisa diarahkan untuk ini.

Bagaimana Cara Mendaftar LEAD by IndiHome? 

Waktu pendaftaran periode ini adalah mulai 10 September - 22 Oktober 2021. Siapapun seluruh masyarakat Indonesia berkesempatan menjadi atlet eSport professional (dengan syarat-syarat tertentu) yang nantinya langsung dibina oleh para coach professional dari LEAD by IndiHome. Proses pendaftaran melalui laman https://indihome.co.id/leadacademy.

Setelah mendaftar, peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan pemilihan atlet eSport mulai dari babak kualifikasi, mengikuti turnamen bergengsi hingga perayaan kelulusan (graduation) sebagai etlet eSport. Informasi lebih lanjut, kita bisa mengunjungi media sosial @IndiHome dan @LEADIndiHome.

Mas Henov, selaku Head Coach LEAD  (tangkapan layar pribadi)
Mas Henov, selaku Head Coach LEAD  (tangkapan layar pribadi)

Mengarahkan Minat Anak

Mbak Dyah Rasyida, selaku Srikandi Player IndiHome di webinar kemarin memberikan penjelasan tentang peran dan dukungan Telkom bagi ekosistem eSport melalaui LEAD by IndiHome. IndiHome menyediakan paket games untuk para pemain game. Aktivitas tanpa batas membantu para professional gamer untuk lebih meningkatkan kualitas diri. Kini, latihan menjadi pemain professional bisa kita wujudkan dari rumah.

Adapun Mas Henov, selaku Head Coach LEAD by IndiHome juga menjelaskan perumpamaan gaming ini seperti halnya F1. Kenapa F1 masuk ke olahraga?

Esport membutuhkan yang namanya reaction time, yang artinya kecepatan yang kita butuhkan dari apa yang dilihat, diproses di otak, dan diaplikasikan. Sama Halnya F1, pembalap harus melihat jalur balap, melakuan proses di otak dan bisa menggerakan stir dengan tepat. Bedanya dengan game, aplikasinya dilakukan pada joystick dan virtual.

Contoh olahraga catur juga. Catur memiliki turnamen namun secara umum mirip dengan mobile games. Tidak perlu banyak bergerak, namun cukup menggunakan startegi dan stamina. Begitulah gambaran untuk para atlet eSport di bidang mobile games.

Berdo'a yang Terbaik

Sebagai orang tua, kita tentu ingin yang terbaik untuk anak. Kemarin sempat ada yang menanyakan, bagaimana meyakinkan orang tua soal ini? kata Mas Henov hal tersebut harus dibicarakan kedua pihak.

Dari sisi anak apakah mau dibina menjadi atlet? Dari sisi orang tua apakah ingin anaknya menjadi atlet eSport? Pasti butuh waktu, apalagi kepopuleran eSport baru mulai semenjak pandemi ini. Mengajak anak masuk Akademi khusus bisa menjadi jalan tengah agar anak bisa bermain game dengan bijak dan bermanfaat bagi masa depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun