Siapa yang menjatuhkan bendera di got? Kapan itu terjadi? Siapa yang menginformasikan TNI ada bendera yang jatuh padahal mahasiswa sendiri tidak tahu?
Siapa yang menginformasikan ormas-ormas berkumpul di tempat kejadian?
Kenapa CNN menulis ada ormas dengan baju FPI padahal banyak ormas lain?
Kenapa ramai di Twitter #tangkapabujanda?
Kemarin melihat TV Nasional sekilas, berita tentang kerusuhan yang terjadi di Surabaya. Dalam hati, oh mungkin demo biasa. Saya melewatkannya begitu saja.Â
Mengecek trending media sosial di hari Senin kemarin, bingung kenapa ada tagar #bubarkanFPI dan #tangkapabujanda dengan jumlah twit yang kurang lebih sama. Setelah telusur, oh ternyata akun Om @permadiarya aka Abu Janda, mengomentari sebuah berita dari CNN tentang FPI yang biang kerusuhan di Asrama Papua.Â
Apakah benar berita tersebut?
Keesokan harinya akhirnya dapat jawaban. Tagar #tangkapabujanda melesat, sedangkan tagar #bubarkanfpi menghilang. Mungkin netizen sudah sadar, siapa yang benar dan mulai berang.Â
Melihat kembali berita yang tertulis di Tirto.id, sebuah berita dari wawancara seorang mahasiswa. Dikatakan jika mereka pada awalnya bingung diteriaki dari luar oleh oknum-oknum TNI, dan lainnya agar segera keluar asrama karena menjatuhkan/mematahkan/membiarkan bendera di got. Karena takut, para mahasiswa meminta negoisasi bicara baik-baik.Â
Tapi anggota TNI tidak ingin. Saat mereka keluar, mereka didorong dan dilempari sesuatu. Mereka memilih mundur. Para mahasiswa akhirnya mengurung diri menahan lapar di dalam asrama. Hinggap siang baru datang mahasiswa asrama yang lainnya. Mereka membawa makanan untuk mahasiswa yang terkurung.Â
Pukul 14.00 mereka akhirnya diminta keluar baik-baik dan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.Â
Secara garis besar itulah yang terjadi. Ada 2 poin penting di sini :
1. Orang-orang yang meminta mahasiswa Papua keluar adalah orang yang berniat nasionalis, karena bendera Indonesia dilecehkan.
2. Di lain sisi orang-orang tersebut melakukan kegiatan rasis dengan menyebut nama binatang kepada mahasiswa Papua tersebut.