Mohon tunggu...
Ratih R. Kai
Ratih R. Kai Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu pendek. Seni itu panjang. Agama itu dalam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Temaram-temaran di Batas Waktu

2 Agustus 2012   03:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekuntum bunga berayun menanti kumbang

Terbias seberkas senja

yang beranjak pergi bergayut pada malam

dan lampu-lampu kota di pesisir itu

menambah semarak temaram yang beranjak hilang

Umar, dengarlah nyanyian sajak dariku

Kau yang terkasih

Masih kurajut hati dalam altar cinta

Umar, bisakah kau lihat ukiran namaku?

di batas senja di ambang ayunan bunga

Berbaris-baris camar menyambar lautan

namun temaram tetap tak bergeming hadirkan engkau

kau Umar, tetaplah merapat dalam bahuku

dan bunga senja itu

adalah saksi hati yang tak terpenggal untuk mengasihimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun