Mohon tunggu...
Putra Zulfirman
Putra Zulfirman Mohon Tunggu... Jurnalis - Informatif & Edukatif

Kerja Ikhlas, keras dan cerdas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selubung Rindu 11 Januari

12 Januari 2020   02:35 Diperbarui: 12 Januari 2020   03:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati senja di Kuala Langsa. (Foto/Putra)

Langit tampak gelap di belahan timur Kota Langsa, Propinsi Aceh, Sabtu, 11 Januari 2020. Meski, dibagian lain tampak benderang, diselingi angin sepoi bertiup lembut.

Muhammad Nizar, Syamsurah Mega, Almuhajid, Irwansyah Putra dan Syahrul Ramadhan bergegas memacu sepeda motor matic mereka. Khawatir, hujan turun deras sehingga keempatnya gagal tiba di lokasi tujuan.

Memang, siang itu, sesuai jadwal yang direncanakan, empat pemuda gagah dimasanya itu akan lakukan temu kangen dengan sejumlah sahabat mereka semasa remaja.

Genk 02. (Foto/Putra Zulfirman)
Genk 02. (Foto/Putra Zulfirman)

Pertemuan disepakati di RH Caffe Jl Jenderal Sudirman, Kota Langsa. Cut Kemala Sari, didapuk sebagai even organizer yang melakukan lobi, sediakan tempat pertemuan.

Beruntung, hujan tak kunjung mengguyur bumi. Empat pemuda tadi, akhirnya bertemu dengan sejawat mereka yang telah belasan tahun tak pernah bersua.

Ya, sejak lulus SMAN 1 Manyak Payed, Aceh Tamiang diera 2002, mereka jarang sekali berkesempatan untuk kongkow bersama.

Rutinitas dan ragam profesi menjadi kendala. Selain, jarak yang pisahkan perteman dimasa sekolah penuh romansa dan rekam kenangan indah.

Selain empat pemuda tadi, ditambah sang even organizer, ada Devi Novianti, Safrina, Syarifah dan Winda Astuti yang telah janji hadir.

Keep smile.
Keep smile.

Disamping Putra Zulfirman, yang acap menjadi fasilitator sejumlah pertemuan alumni dimaksud. 

Pertemuan itu, tak hanya sejawat putih abu-abu. Alumni seragam merah-putih dan biru putih turut serta meramaikan helatan dadakan itu.

Tiba di lokasi pertemuan, sumbringah jelas tampak di wajah setiap peserta reuni dadakan ini. Diantara mereka, sudah menjadi ibu dan bapak dari anak-anaknya.

Hanya, Syamsurah Mega, Almuhajid dan Muhammad Nizar yang betah melajang, meski desakan untuk segera berumah tangga acap terlontar kepada ketiganya.

Santap siang, menjadi jamuan awal pertemuan itu. Diselinggi canda tawa seadanya, seraya melepas selubung rindu yang kian membuncah.

"Mana yang lain, Poniren, Zahara, Vivi, Doni, Mahzar," tanya Devi kepada Cut Kemala Sari sang inisiator pertemuan itu.

"Mereka berhalangan. Termasuk Raudah, Ainul Mardiah, Nurleli dan lainnya," jawab Cut sedikit murung karna usahanya mempertemukan sejumlah rekannya belum sukses.

Selepas santap siang, sebuah ruangan karoke dibuka. Silih berganti peserta reuni dadakan itu, sumbang suara emasnya. Kecuali Syamsurah Mega dan Syahrul Ramadhan yang suaranya memang 'sumbang'.

Menikmati senja di Kuala Langsa. (Foto/Putra)
Menikmati senja di Kuala Langsa. (Foto/Putra)

Puas berkaroke ria. Waktu tersisa dimanfaat para remaja beken di era 96-2000 an itu untuk menikmati objek wisata Mangrove Forest Park, yang terletak di Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat.

Bagi Syamsurah Mega dan Almuhajid, objek wisata ini terbilang baru baginya. Maklum, keduanya sudah sembilan tahun mengadu nasib di negeri jiran dan baru beberapa hari tiba kembali ke 'nanggroe indatu'.

Mentari condong ke barat, pertanda hari kian senja dan siap berganti malam. Syamsurah Mega, Syahrul Ramadhan, Almuhajid, Muhammad Nizar, Cut Kemala Sari dan Devi Novianti diajak singgah ke rumah Putra Zulfirman.

"Mau magrib, singgah di rumah dulu. Nanti makan dan lanjut ngopi usai Isya,"ajak mantan ketua kelas mereka semasa SMA itu.

Sedangkan, rekan lain terlebih dahulu undur diri pulang ke rumah masing-masing di kawasan Aceh Tamiang.

Usai shalat magrib, makan malam tersaji meski dengan menu sederhana, yakni ikan panggang.

"Ayo, kita makan dulu. Maaf hanya ini yang ada," tutur Farida Hanum, istri Putra.

Mereka larut dalam kebersamaan meski sajian empunya rumah jauh dari kata lezat.

Ngopi di Sabtu malam (Foto/Khansa Dzufaira)
Ngopi di Sabtu malam (Foto/Khansa Dzufaira)

Ternyata, dari ketujuh mereka yang tersisa dipertemuan itu. Hanya Syamsurah Mega yang tak sekelas semasa SD. Ia mulai berteman sejak di bangku SMPN 1 Manyak Payed hingga jenjang lanjutan atas.

Sisanya, mereka adalah teman sejak SD, SMP dan SMA, walau Cut Kemala Sari seorang yang tak sebangku di SMA, karna dia menempuh pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Langsa.

Ngopi, menjadi agenda lanjutan. Sembari seruput kopi di ramainya Sabtu malam. Banyak obrolan terbincangkan.

Hingga malam kian larut dan peraduan telah memanggil tuk rebahkan raga, meski gigil bayu terus berasa menusuk tulang.

Perkaburan dipadai, selubung rindu terobati. Keakraban dan pertemanan terus dirajut, begitulah sahabat sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun