Mentari condong ke barat, pertanda hari kian senja dan siap berganti malam. Syamsurah Mega, Syahrul Ramadhan, Almuhajid, Muhammad Nizar, Cut Kemala Sari dan Devi Novianti diajak singgah ke rumah Putra Zulfirman.
"Mau magrib, singgah di rumah dulu. Nanti makan dan lanjut ngopi usai Isya,"ajak mantan ketua kelas mereka semasa SMA itu.
Sedangkan, rekan lain terlebih dahulu undur diri pulang ke rumah masing-masing di kawasan Aceh Tamiang.
Usai shalat magrib, makan malam tersaji meski dengan menu sederhana, yakni ikan panggang.
"Ayo, kita makan dulu. Maaf hanya ini yang ada," tutur Farida Hanum, istri Putra.
Mereka larut dalam kebersamaan meski sajian empunya rumah jauh dari kata lezat.
Ternyata, dari ketujuh mereka yang tersisa dipertemuan itu. Hanya Syamsurah Mega yang tak sekelas semasa SD. Ia mulai berteman sejak di bangku SMPN 1 Manyak Payed hingga jenjang lanjutan atas.
Sisanya, mereka adalah teman sejak SD, SMP dan SMA, walau Cut Kemala Sari seorang yang tak sebangku di SMA, karna dia menempuh pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Langsa.
Ngopi, menjadi agenda lanjutan. Sembari seruput kopi di ramainya Sabtu malam. Banyak obrolan terbincangkan.
Hingga malam kian larut dan peraduan telah memanggil tuk rebahkan raga, meski gigil bayu terus berasa menusuk tulang.